Ya di tengah-tengah persaingan industri musik tanah air yang cenderung lebih mengutamakan lagu-lagu komersil seperti lagu-lagu pop. Didi Kempot tidak pernah terjebak. Dia tetap konsisten dengan genre musiknya, yakni campur sari.
Penulis kira, bukan karena Didi Kempot tidak menguasai aliran musik lainnya yang lebih bisa diterima oleh masyarakat luas. Pastinya, Didi lebih dari mampu jika memang menginginkannya.
Namun, dalam kacamata penulis, musik bagi Didi Kempot bukan sekedar untuk mencari kehidupan. Tapi, musik bagi dirinya adalah sebagai media untuk mempromosikan atau mengenalkan budaya daerah kepada masyarakat luas.
Terbukti, dia tetap bertahan dengan lagu-lagu campur sari sebagai represntasi lagu-lagu daerah, yakni Jawa.Â
Bukti lain yang menguatkan bahwa Didi sangat mencintai dan menghargai budaya daerahnya, yaitu dalam setiap pementasan dimanapun, Didi selalu konsisten dengan penampilan dan pakaian adat jawa. Yaitu selalu mengenakan blankon dan Jawi Jangkep.
Tentu saja, dengan lagu-lagu campur sari yang dinyanyikan beserta pakain adat jawa yang selalu dikenakannya, membuktikan bahwa Didi sangat menjungjung tinggi nilai-nilai budaya daerahnya.
Dan, ini tentu saja tidak bisa dilakukan oleh sembarang musisi. Hanya mereka yang memiliki rasa cinta dan rasa ingin memajukan budaya daerahnya saja yang bisa melakukan itu semua. Contohnya, Didi Kempot. Karenanya penulis berani mengatakan bahwa Didi Kempot adalah manusia dan musisi langka.
Jika boleh membandingkan, rasa cinta terhadap musik dan budaya daerah. Dalam pandangan penulis, Didi Kempot hanya bisa disandingkan dengan musisi asal Pasundan, Hendarso.
Sama halnya seperti Didi Kempot. Hendarso (almarhum) adalah musisi atau penyanyi yang konsisten melantunkan lagu-lagu daerah. Dalam hal ini lagu pop sunda. Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat ini juga tidak pernah tergiur untuk masuk ke industri musik lainnya.
Pun dengan pakaian-pakaian yang Hendarso kenakan setiap pentas, selalu tak lepas dengan kain sarung yang dia selempangkan di tubuhnya serta ikat kepala khas sunda.
Lagi-lagi, penulis melihatnya, dalam bermusik, Hendarso tidak sekedar ingin memberikan hiburan semata tapi sekaligus ingin memperkenalkan budaya daerahnya, khususnya sunda ke masyarakat luas.