PENYEBARAN pandemi virus corona atau covid-19 yang begitu masif di tanah air, tidak hanya membuat pemerintah pusat berpikir keras, tapi juga memaksa para kepala daerahnya untuk terus berjibaku mengamankan daerahnya dari ancaman virus asal Kota Wuhan, China tersebut.
Namun sejauh ini, dari beberapa kepala daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, baik itu gubernur maupun Bupati atau walikota, rasanya hanya ada tiga nama yang benar-benar mendapatkan sorotan lebih dari media massa nasional, baik cetak, elektronik maupun online.
Bukan hendak menafikan kinerja kinerja kepala daerah lainnya, tapi memang ketiga nama ini cukup mendapatkan perhatian dan buruan para pemburu berita.
Siapakah saja mereka itu?
Dalam pengamatan penulis, ketiga nama dimaksud adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Cukup bisa dimaklumi jika para pemburu berita lebih "senang" menyoroti mereka bertiga. Setidaknya dalam hipotesa penulis ada dua alasan kuat yang membuat ketiganya jadi media darling.
Pertama, tidak bisa dipungkiri bahwa ketiga nama ini masuk dalam bursa kandidat calon presiden dan wakil presiden 2024 mendatang. Sehingga setiap gerak geriknya hampir selalu dikaitkan dengan kepentingan politik. Tak sedikit setiap kebijakan yang diambilnya selalu mendapat sorotan dari sejumlah kalangan. Baik pengamat maupun tokoh masyarakat.
Kedua, ketiga gubernur ini menurut penulis memiliki cara dan pendekatan yang sangat berbeda dalam penanganan dan pencegahan wabah virus corona di wilayah kerjanya.
Sesuai dengan judul tulisan di atas, tentu saja dalam kesempatan ini penulis tidak hendak membahas tentang potensi atau peluang mereka dalam Pilpres 2024. Tapi, tentang apa yang menjadi perebedaan mereka dalam penanganan covid-19.
Bukan rahasia umum, yang paling banyak mendapat sorotan adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Pasalnya, dalam hal penanganan wabah covid-19, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini tak segan membuat kebijakan-kebijakan tegas dan cepat. Bahkan jika dituruti, kebijakannya kerap bersebrangan dengan pemerintah pusat.
Tak hanya itu, Anies juga tak segan mendahului dari apa yang dilakukan pemerintah pusat. Contohnya, penutupan tempat keramaian dan pariwisata serta meliburkan sekolah. Kebijakan ini baru kemudian diikuti oleh pemerintah pusat hingga sekarang dan berlaku nasional.