KABAR sangat mengejutkan datang dari negara komunis Korea Utara (Korut). Pemimpin tertingi di wilayah semenanjung korea itu, Kim Jong Un diisukan telah meninggal dunia karena sakit keras setelah menjalani kardiovaskular.
Walaupun masih sebatas isu, tapi berita meninggalnya pemimpin yang dikenal diktator dan kejam ini telah beredar luas di jagat maya. Mereka yang penasaran terus mengikuti perkembangan terakhir di tengah ketidakpastian kondisi Kim Jong Un.
Lalu, siapa yang menghembuskan kabar atas meninggalnya Kim Jong Un, padahal sama sekali belum ada komfirmasi resmi (masih tertutup) dari otoritas tertinggi negara yang berada di Semenanjung Korea tersebut.
Seorang pakar semenanjung Korea, Jang Sung Min salah seorang yang meyakini bahwa pemimpin Korea Utara tersebut meninggal dunia.
"Kondisi kesehatan Kim Jong Un sangat serius. Kemudian pada pagi ini, pemerintah Korut menyimpulkan mustahil bagi mereka menyelamatkannya," kata Jang, dilansir kompas.com
Korea Utara adalah sedikit negara di dunia yang masih dipimpin dengan gaya kediktatoran. Maka, sangat sulit untuk siapapun mendapat keterangan resmi. karena Korea Utara ini sangatlah tertutup bagi dunia. Seluruh pemberitaan harus melalui saringan resmi pemerintah yang terkenal sangat ketat.
Jika saja isu atau informasi atas meninggalnya Kim Jong Un itu benar, tentu saja akan sangat menarik menunggu siapa calon pewaris tahta kepemimpinanannya.
Sebenarnya, jika Kim Jong Un telah memiliki anak yang sudah dewasa, tentu mudah saja ditebak, terhadap tahta itu tersebut turun. Tapi, selama ini kehidupan pribadi Kim sangatlah misterius karena dikultuskan sebagai 'titisan dewa' oleh masyarakat Korea Utara.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Business Insider, Kim diyakini memiliki tiga anak dari hasil pernikahannya dengan biduan, Ri Sol-ju. Mayoritas sumber menyebut keduanya menikah secara tertutup pada tahun 2009.
Lagi, buah hati dari hasil pernikahannya tidak banyak atau sedikit sekali informasi yang bisa didapatkan oleh publik. Namun, anak pertamanya diyakini adalah seorang laki-laki yang lahir pada tahun 2010, yang kedua adalah perempuan lahir tahun 2013 dan yang terakhir belum diketahui jenis kelaminnya lahir pada tahun 2017.
Nah, mengingat anak laki-laki pertamanya masih belum cukup umur, sepertinya tidak mungkin kursi Kim Jong Un langsung dikuasai putranya tersebut.
Kalau begitu, siapa yang akan menggantikan kedudukannya?
Adik perempuan Kim Jong Un yang bernama Kim Yo Jong digadang-gadang adalah sosok atau kandidat paling kuat, jika skenario terburuk memang terjadi, yakni sang diktator muda anak Kim Jong Il itu benar-benar telah meninggal dunia.
Tak banyak informasi yang didapat dari Kim Yo Jong. Wanita yang dikabarkan menikahi Choe Song pada Januari 2015 ini dikatakan telah terlibat dalam pengaturan suksesi Kim Jong Un sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara, setelah Kim Jong Il menderita stroke dua kali pada 2008.
Bahkan, menurut media Inggris The Guardian Kim Yo Jong yang diyakini berusia 31 tahun adalah otak di balik citra publik Kim yang dibangun dengan hati-hati, baik di dalam maupun luar negeri. Sebagai imbalannya ia mendapat kepecayaan absolut dari kakaknya, dan secara tidak resmi juga menjadi kepala staf Kim Jong Un.
Diyakini, Kim Yo-jong akan diterima sebagai pengganti Kim Jong-un untuk memimpin Korut, terlepas dari jenis kelaminnya. Namun dia adalah wanita paling kuat di negara komunis itu. Penilaian ini disampaikan pakar rezim totaliter Profesor Natasha Lindstaedt.
Lindstaedt mengatakan keluarga Kim sudah dipandang sebagai "dewa" di negara itu, sehingga anggota keluarganya tidak masalah untuk memimpin negara meskipun seorang perempuan.
Bahkan, Lindstaedt memperingatkan bahwa Kim Yo-jong bisa menjadi pemimpin yang lebih kejam daripada kakaknya yang sudah delapan tahun memimpin Korea Utara.
Sebagaimana diketahui, selama memimpin Korea Utara menggantikan ayahnya sejak 2011 silam, Kim Jong Un menjelma jadi diktator muda yang dicitrakan oleh media-media barat sebagai pemimpin yang tak memiliki belas kasih terhadap para pembangkang, termasuk anggota keluarganya sendiri.
Dalam urusan militer, Kim Jong Un juga cukup membuat negara-negara Amerika Serikat dan tetangganya Korea Selatan ketar-ketir dengan uji coba rudal dan senjata nuklir. Kim seolah ingin menunjukan kekuatan angkatan perangnya.
Tidak bisa dibayangkan jika apa yang diungkapkan oleh Lindstaedt tersebut menjadi kenyataan. Bahwa Kim Yo Jong bisa bertindak lebih kejam dibandingkan kakaknya jika diberi kesempatan menjadi pemimpin tertinggi di negara komunis tersebut.
Kalaupun memang Kim Yo Jong nantinya lebih kejam dari Kim Jong Un cukup bisa dipahami. Sebab kecenderungan seorang pemimpin biasanya selalu ingin berbuat lebih dari yang sebelumnya.
Tengok saja Kim Jong Un, sebagai pemimpin Korea Utara dia telah dianggap sebagai pimpinan paling kejam dibanding pendahulunya, yakni Kim Jong Il (ayahnya) maupun Kim Il Sung (Kakeknya).
Nah, berangkat dari kecenderungan itulah, kemungkinan apa yang dikatakan Lindstaedt bisa jadi realita. Apalagi seringkali pemimpin baru di Korea Utara selalu merasa harus lebih tangguh daripada yang sebelumnya.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H