Penulis rasa, orang-orang di pemerintahan sangat paham dan mengerti dengan apa yang diutarakan Masinton. Hanya saja mungkin ada pertimbangan lain hingga memandang perlu diterbitkan Perppu.
Sekali lagi tidak dalam kapasitas membela pemerintah atau Presiden Jokowi. Cuma, alangkah eloknya dalam situasi ini jauhkan dulu segala syak wasangka. Saat ini adalah waktunya semua elemen bersatu dan bahu membahu untuk sama-sama berupaya menangulangi wabah virus corona yang terus menggerogoti tiap sendi kehidupan di tanah air.
Konstitusi dan UUD 45 mungkin saja dasar atau pegangan kita untuk bernegara. Namun, keselamatan dan kelangsungan hidup masyarakat harusnya di atas segalanya.
Pun dengan pihak-pihak yang selama ini erat dengan lingkaran istana, penulis pun sangat berharap jangan hanya bisa memikirkan kesempatan dalam kesempitan seperti apa yang dituduhkan Masinton.
Singkirkan dulu segala kepentingan yang hanya akan menguntungkan segelintir pihak. Sementara di bawah ratusan juta warga masyarakat dibiarkan hidup dalam ketidak pastian.
Turunkan ego, naikan rasa empati, itulah yang harus dilakukan dalam situasi serba sulit ini. Jika para pejabatnya terus bergelut dengan adu paham dan argumentasi, lalu kapan akan benar-benar turun ke bawah dan membantu rakyatnya. Jangan sampai, rakyat sudah diserang kesulitan dan kelaparan, mereka baru sadar. Lalu kembali saling lempar kesalahan.
Di persimpangan Jalan
Tidak bisa dipungkiri, sejak mewabahnya pandemi virus corona, posisi Presiden Jokowi hampir selalu berada di persimpangan jalan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini seolah sedang dalam belenggu sebagian kecil elite, sehingga setiap kebijakannya terkesan lamban dan kurang tegas. Yang ada, seolah sedang memainkan politik tarik ulur, dimana setiap kebijakan yang dikeluarkan adalah testing the water.
Tengok saja, dari awal merebaknya virus corona pada awal maret 2020 lalu, desakan sejumlah pihak yang menuntut Presiden Jokowi bertindak tegas telah muncul dari berbagai arah.
Namun apa yang terjadi, kebijakan Jokowi selalu saja nanggung. Kita lihat saja, pertama dia lebih memilih oprasi senyap dengan menggandeng Badan Intelejen Negara (BIN). Merasa kebijakannya ini tak menampakan hasil, mulailah masyarakat dihimbau untuk social distancing dan work from home.