Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Akhirnya, Jokowi "Insyaf" Minta Data Covid-19 Dibuka

13 April 2020   16:56 Diperbarui: 13 April 2020   16:55 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SETELAH menunggu sebulan lebih, akhirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) "insyaf". Dia meminta  jajarannya untuk  transfaran terkait semua hal tentang virus corona.

Maaf, jika penulis memakai kata "insyaf". Sebab seharusnya keterbukaan informasi ini sudah dilakukan sejak awal. Namun, pemerintah bergeming dengan berbagai alasan. Salah satunya, tidak ingin terjadi kepanikan di tengah-tengah warga masyarakat.

Boleh jadi, alasan ini bisa diterima. Pasalnya memang telah terbukti, saat dirinya mengumumkan kasus pertama virus corona para 2 Maret 2020. Masyarakat tanah air khususnya di daerah Jabodetabek terjadi kepanikan. Antara rasa tidak percaya karena selalu di "nina bobokan" oleh pernyataan-pernyataan Indonesia kebal virus corona dan kaget dan ketakutan.

Dampaknya, terjadi kepanikan warga dengan cara menyerbu pusat-pusat perbelanjaan, guna membeli segala kebutuhan (panic buying). Beruntung, dalam kepanikan tersebut tidak terjadi tindakan anarkis.

Mungkin atas dasar inilah, Presiden Jokowi "bungkam" terkait data dan fakta yang bersinggungan dengan COVID-19. Meski saat itu sejumlah pihak menginginkan adanya transfaransi, agar masyarakay bisa lebih waspada dan bisa mengantisifasi keadaan.

Tetap saja, mantan Gubernur DKI Jakarta ini bergeming. Alih-alih membuka akses informasi, Jokowi lebih memilih operasi senyap dengan menggandeng Badan Intelejen Negara (BIN).

Karena alasan itu, sempat membuat tingkat kepercayaan publik terhadapnya menurun dan mulai membanding-bandingkannya dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang mendapat apresiasi dan dianggap lebih tegas dalam penanganan virus corona.

Namun, kini Presiden tak lagi kekeuh dengan keputusannya. Melalui rapat terbatas bersama Gugus Tugas Penanganan COVID-19, presiden Jokowi meminta data informasi terkait virus Corona baru (COVID-19) terintegrasi dengan baik dan disampaikan ke publik secara transparan.

"Terbuka datanya sehingga semua orang bisa mengakses data ini dengan baik," kata Jokowi dalam ratas, yang disiarkan langsung Sekretariat Presiden, Senin (13/4/2020). Dikutip dari CNNIndonesia.

Informasi yang perlu dibuka ke publik itu terkait dengan data orang dalam pemantauan (ODP) hingga pasien positif COVID-19. Dia meminta jumlah ODP hingga pasien positif COVID-19 terdata dengan baik.

"Sehingga informasi itu semuanya ada, baik mengenai jumlah PDP di setiap daerah, jumlah yang positif, jumlah yang meninggal jumlah yang sembuh, semuanya menjadi jelas dan terdata dengan baik. Harusnya ini setiap hari bisa di-update dan lebih tepat," kata Jokowi.

Masih dilansir CNNIndonesia, Jokowi meminta data ODP, PDP, positif COVID-19, jumlah kematian, hingga jumlah kesembuhan bisa diakses ke publik.

Pertanyaannya, apa yang menyebabkan Presiden Jokowi berubah pikiran dan menginginian informasi terkait virus corona dibuka seluas-luasnya?

Dalam logika sederhana penulis, kemungkinan Presiden Jokowi telah menyadari dan paham bahwa masyarakat Indonesia sudah mulai terbiasa dengan hal-hal yang berhubungan dengan virus corona. Baik itu jumlah kasus positif, jumlah kematian ataupun angka kesembuhan.

Jadi jika informasi dibuka ke publik pun, tidak akan lagi terjadi kekagetan maupun kepanikan. Hanya saja yang masih penulis sayangkan, kenapa dalam ratas tersebut masih belum menyinggung tentang informasi zona merah.

Apakah masih menunggu waktu yang tepat atau menjaga segala kemungkinan yang akan terjadi lagi?

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun