Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Double Winner", Tak Hanya Kasus Positif Corona, AS Catat Angka Kematian Paling Tinggi di Dunia

12 April 2020   15:11 Diperbarui: 12 April 2020   15:24 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DALAM istilah cabang olah raga sepak bola, kita tentunya paham dan mungkin juga sudah akrab dengan sebutan double winner. 

Biasanya sebutan ini disematkan pada sebuah tim yang sukses meraih gelar ganda di liga domestik. Baik itu pada kompetisi liga reguler dengan sistim kompetisi penuh atau menggunakan sistim setengah kompetisi.

Sebagai contoh, di Liga Ingris, sebuah klub disebut memenangi double winner apabila memenangi piala Liga Primer dan Piala FA. Di Spanyol, tentunya memenangi kompetisi La Liga dan Copa de Rey. Sedangkan di Italia, sebuah tim memenangi double winner jika sukses meraih titel juara Seria A dan Piala Copa Italia.

Artinya, secara definisi sederhana, double winner ini adalah dimana sebuah klub atau tim memenangi gelar ganda.

Tentu saja, memenangi gelar ganda ini adalah sebuah impian seluruh klub sepak bola di kompetisi negara manapun. Sebab, ini menunjukan kualitas, kedigdayaan, kebanggaan dan sekaligus otomatis pundi-pundi uang pun mengalir ke kantong atau rekening klub.

Itu jika double winner diukur dari segi prestasi. Tapi, apa jadinya jika sebutan double winner ini digunakan untuk catatan musibah suatu negara. 

Sudah pasti siapapun atau negara manapun akan berusaha untuk menghindari. Sebab, tidak ada kebanggaan atau kejayaan. Sebaliknya, malah menuai kesengsaan.

Namun, untung tak bisa di raih malang tak bisa ditolak. Inilah yang terjadi pada negara super power Amerika Serikat (AS). Negara Paman Sam kin tercatat sebagai negara paling parah oleh keganasan pandemi virus corona atau COVID-19.

Tidak hanya mencatatkan sebagai negara paling tinggi dalam jumlah kasus positif terinfeksi virus asal Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China tersebut. Negara yang dipimpin Presiden Donald Trump ini juga tercatat sebagai negara yang paling banyak jumlah angka kasus kematiannya.

Sebelumnya, negara yang tercatat paling tinggi angka kematiannya adalah Italia dengan jumlah kasus mencapai 19 ribu orang lebih.

Dilansir dari Kompas.com, hingga Minggu (12/4/20) jumlah kasus positif di AS mencapai 530.384 orang. Sedangkan angka kematiannya berjumlah 20.513.

Dengan demikian, AS hingga saat ini mendominasi dan berkontribusi jumlah kasus positif dan kematian paling besar di dunia. 

Boleh jadi, Donald Trump sendiri tidak pernah menyangka bahwa sekarang negara yang dipimpinnya menjadi episentrum pandemi global virus corona. Bahkan jumlah kasusnya jauh melebihi negara asal virus, China.

Dilansir Merdeka.com yang mengutip dari laman CGTN, AS memiliki jumlah penduduk 5 persen dari seluruh penduduk bumi namun korban angka kematian akibat corona mencapai 30 persen dari seluruh kasus positif di dunia dan 17 persen korban meninggal.

Tapi, otoritas AS mengaku yakin mereka sudah melihat hasil dari aturan ketat yang diterapkan untuk mencegah penyebaran corona yang lebih luas. Angka terbaru memperlihatkan kasus positif mulai berkurang meski angka kematian terus menanjak.

"Pada saat kita melihat peningkatan angka kematian, kita juga menyaksikan turunnya angka orang yang dirawat karena corona," kata Dr Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Penyakita Alergi dan Menular dalam jumpa pers kemarin di Gedung Putih.

Kondisi di AS kini semakin memburuk karena perekonomian terpukul akibat pandemi corona dan jutaan orang harus tinggal di rumah.

Meski begitu, Donald Trump mengaku optimistis negaranya akan kembali bangkit.

"Pekan ini, hanya dalam 4 hari, kita mencatat peningkatan di Pasar Saham sejak 1974. Kita punya peluang besar untuk kembali bangkit ketika musuh tak terlihat ini musnah," kata Trump di akun Twitternya.

Virus corona musuh bersama
Sudah bukan rahasia umum, sejak mewabahnya virus corona dan menjadi pandemi global, membuat virus ini ditaabihkan menjadi musuh bersama setiap negara maupun penduduk di dunia.

Betapa tidak, pandemi virus corona ini telah mampu memporak porandakan sendi-sendi kehidupan negara-negara di muka bumi termasuk Indonesia.

Pemerintah Indonesia sendiri sampai saat ini masih terus berupaya untuk bisa memutus rantai penyebaran virus corona yang kian hari semakin banyak saja menginfeksi warga negara Indonesia. Pun dengan angka kematiannya masih sama belum bisa ditekan.

Menjadi doa dan harapan kita bersama agar virus corona ini bisa secepatnya dihentikan dan kehidupan penduduknya, baik di tanah air maupun di belahan dunia lainnya kembali berjalan normal.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun