Dengan demikian, AS hingga saat ini mendominasi dan berkontribusi jumlah kasus positif dan kematian paling besar di dunia.Â
Boleh jadi, Donald Trump sendiri tidak pernah menyangka bahwa sekarang negara yang dipimpinnya menjadi episentrum pandemi global virus corona. Bahkan jumlah kasusnya jauh melebihi negara asal virus, China.
Dilansir Merdeka.com yang mengutip dari laman CGTN, AS memiliki jumlah penduduk 5 persen dari seluruh penduduk bumi namun korban angka kematian akibat corona mencapai 30 persen dari seluruh kasus positif di dunia dan 17 persen korban meninggal.
Tapi, otoritas AS mengaku yakin mereka sudah melihat hasil dari aturan ketat yang diterapkan untuk mencegah penyebaran corona yang lebih luas. Angka terbaru memperlihatkan kasus positif mulai berkurang meski angka kematian terus menanjak.
"Pada saat kita melihat peningkatan angka kematian, kita juga menyaksikan turunnya angka orang yang dirawat karena corona," kata Dr Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Penyakita Alergi dan Menular dalam jumpa pers kemarin di Gedung Putih.
Kondisi di AS kini semakin memburuk karena perekonomian terpukul akibat pandemi corona dan jutaan orang harus tinggal di rumah.
Meski begitu, Donald Trump mengaku optimistis negaranya akan kembali bangkit.
"Pekan ini, hanya dalam 4 hari, kita mencatat peningkatan di Pasar Saham sejak 1974. Kita punya peluang besar untuk kembali bangkit ketika musuh tak terlihat ini musnah," kata Trump di akun Twitternya.
Virus corona musuh bersama
Sudah bukan rahasia umum, sejak mewabahnya virus corona dan menjadi pandemi global, membuat virus ini ditaabihkan menjadi musuh bersama setiap negara maupun penduduk di dunia.