Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Teddy Gusnaidi: Soal PSBB, Anies Jangan Drama!

11 April 2020   15:59 Diperbarui: 11 April 2020   16:08 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEJAK hari kemarin, Jumat (10/4/20), DKI Jakarta telah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam upayanya memutus rantai penyebaran Virus corona atau COVID-19 di wilayah kerjanya.

Kendati demikian, bagi Jakarta. Penulis rasa tidak sekedar memutus rantai penularan di sekitar ibu kota, melainkan juga di seluruh pelosok tanah air. Mengingat, wilayah yang dipimpin Gubernur Anies Baswedan ini adalah boleh disebut episentrum penyebaran virus asal Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China itu di Indonesia.

Terlebih, masih banyak penduduk Jakarta yang berasal dari daerah masih menetap di sana (belum mudik.red).

Dalam penerapan PSBB itu sendiri, DKI Jakarta adalah sebagai daerah pertama yang menerapkannya. Rencana aturan ini akan berjalan selama 14 hari, terhitung dari Jumat 10 April 2020 kemarin.

Batas waktu ini bisa jadi lebih lama jika pada pelaksanaannya PSBB ini masih belum membuahkan hasil yang maksimal sesuai ekspektasi semua pihak, yakni menekan jumlah angka pisitif terinfeksi virus corona sekaligus memotong rantai penyebarannya.

Lalu, bagaimana situasi dan kondisi Kota Jakarta saat pertama diberlakukan PSBB? Sepengetahuan penulis dari apa yang dilihat dari program-progran televisi, memang banyak jalan-jalan lengang tak seperti biasanya. Pun dengan aktivitas lainnya banyak jauh berkurang.

Wajar, jika Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengklaim jika PSBB hari pertama di wilayah kerjanya terkendali dan berjalan lancar.

Tapi, rupanya klaim mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut dibantah oleh Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi.

Dilansir dari Pojoksatu.id, melalui akun Twitternya, @TeddyGusnaidi menyatakan banyak pelanggaran terjadi pada hari pertama PSBB di DKI Jakarat, Jumat (10/4).

Karena itu, kata Teddy, saatnya Anies Baswedan menerapkan aturan dengan menindak tegas para pelanggar PSBB.

Masih dilansir Pojoksatu.id, Teddy menegaskan, sekarang saatnya Anies menegakkan aturan, bukan bermain drama.

"Pak @aniesbaswedan, sesuai aturan, permohonan anda untuk PSBB sudah dikabulkan. Skrg waktunya menerapkan aturan, bukan bermain drama," cuit kata Teddy, Sabtu (11/4).

"Banyak pelanggaran, tapi anda katakan lancar seolah2 tdk ada pelanggaran. Tindak tegas segera, jangan jadi pengecut dengan terus bermain drama," tambah Teddy.

Teddy mengatakan, jika Anies tak mampu menegakkan aturan PSBB, sebaiknya mendelegasikan ke wakilnya, Ahmad Riza Patria.

"Memang, setiap apa yang dikerjakan Anies, pasti berantakan. Makanya harus dia delegasikan," katanya.

Penulis kira apa yang dilontarkan Teddy ini adalah sebagai bentuk kritik dirinya agar Anies Baswedan lebih mengoptimalkan lagi seluruh perangkat kerjanya untuk mengontrol seluruh kegiatan di Jakarta selama PSBB. 

Jangan sampai terjadi pelanggaran-pelanggaran mencolok sehingga dampaknya maksud dari PSBB itu sendiri tidak tercapai. Tentu saja hal ini tidak diinginkan semua pihak.

Teddy gagal paham?

Namun, ada yang menggelitik hati penulis tentang cuitan Teddy di akun twitternya. Mungkin karena gagal paham, terlalu semangat atau boleh jadi ada muatan politis (Wallahu allam bishowab).

Dalam salah satu cuitannya, Teddy mengatakan bahwa "jika Anies tidak mampu, maka delegasikanlah tanggung jawab itu ke Ahmad Riza Patria."

Bagi penulis, hal ini lucu dan menggelitik. Betul bahwa Riza Patria telah resmi terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta melalui pemilihan yang dilakukan oleh DPRD setempat.

Tapi, masalahnya Teddy lupa bahwa Riza belum dilantik. Artinya dia belum memiliki hak dan kewenangan apapun dalam mengurusi Jakarta.

Artinya, bagaimana bisa Anies Baswedan mendelagasikan tugas ini ke Riza Patria. Apa harus, Anies menunggu dulu pelantikan? 

Ini suatu hal yang tidak mungkin. Mengingat PSBB memang sudah harus segera dilaksanakan. Jika tidak, mungkin akan lebih banyak korban lagi berjatuhan.

Jadi sekali lagi, menurut hemat penulis kritik adalah hak seluruh warga negara. Hanya saja kritik ini benar-benar harus keluar dari hati nurani bersih tanpa ada kepentingan apapun.

Apalagi dicampur aduk dengan faktor like and dislike. Karena, kalau sudah dikuasai faktor-faktor tersebut, jatuhnya kritikan itu jadi subyektif.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun