Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Berharap, Saat "Goodbye" Corona, Tsunami Resesi Menggila

6 April 2020   20:26 Diperbarui: 6 April 2020   20:38 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otoritas-otoritas tertinggi di negara masing-masing sudah barang tentu sibuk dan "royal" menggelontorkan hingga ribuan triliunan rupiah untuk memerangi dan memutus rantai penyebaran virus asal Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China ini dan hampir tidak mendengar ada negara yang siap mengeluarkan uang cash untuk ekonomi.

Jika dipikir-pikir dan wabah virus ini makin menggila, boleh jadi situasi yang teejadi saat ini bakal lebih parah dari krisis ekonomi, karena pandemi covid-19 ini akan mampu memaksa semua aktivitas terhenti.

Celakanya hingga saat belum ada seorang ahli pun yang mampu menaksir kapan wabah virus ini akan berakhir. Selama ini yang terjadi hanya sebatas prediksi dengan hitung-hitungan yang masih sarat keraguan.

Jika sudah seperti ini, kemana kita berkeluh kesah dan siapa yang harus dipersalahkan?

Seperti balon yang ditiup sekuatnya dan sudah hampir sampai pada batasnya. Itulah keadaan yang mungkin terjadi sekarang. Kita tentunya tak berharap balon ini meletus.

Artinya, jangan sampai terjadi saat-saat virus corona mengucapkan "goodbye" alias sudah bisa mereda tapi ekonomi malah hancur. Kemungkinan hal ini akan memicu gejolak sosial yang maha dashyat.

Ini sempat terjadi di beberapa negara, otoritas tertinggi mereka gelisah karena warganya sudah mulai menjarah.

Pasalnya, masih untung dulu saat krisis ekonomi masyarakatnya hanya diminta untuk "mengencangkan ikat pinggang". Namun sekarang apa yang harus kencangkan?

Meski begitu, sekali lagi penulis masih sangat berharap bagi negara manapun di dunia, ketika guncangan gempa virus corona mereda, jangan sampai tsunami resesi ekonomi justru menggila.

Untuk Indonesia, mudah-mudahan semua ini bisa diantisipasi. Saat virus corona mereda, bangsa kita masih bisa menonggakan kepala, bahwa kita bisa melawati bencana ini dengan ekonominya tetap merdeka. Semoga

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun