Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahmad Riza Patria, dari Kontroversi Kasus Korupsi Menuju Kursi Wagub DKI

6 April 2020   18:13 Diperbarui: 6 April 2020   18:32 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HARI ini Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tidak akan lagi bekerja sendirian dalam mengelola pemerintahan di Ibu Kota negara. Pasalnya, teka-teki berlarut-larutnya ihwal siapa yang akan mendampingi, setelah ditinggalkan wakil gubernur sebelumnya, Sandia Uno terjawab sudah.

Adalah Ahmad Riza Patria, sudah bisa dipastikan sebagai pengganti posisi Sandiaga Uno, setelah pada hari ini, Senin (6/4/2020) politisi partai Gerindra terpilih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta. 

Dia sukses mengungguli pesaingnya dari Partai Keadilan Sosial, Nurmansyah Lubis, pada sidang paripurna DPRD DKI Jakarta di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Riza unggul jauh dari pesaingnya tersebut dengan perolehan 81 suara dari 100 orang jumlah anggota dewan. Artinya, Nurmansyah Lubis hanya memperoleh 17 suara atau selisih 64 suara.

Setelah dipastikan terpilih, berarti mantan salah satu anggota tim pemenangan Prabowo-Sandi pada Pilpres 2019 ini tinggal menunggu pelantikan untuk kemudian resmi bisa menjalankan tugas-tugasnya selaku orang nomor dua di DKI Jakarta.

Mudah-mudahan saja pada saatnya nanti, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bisa menjalin kerjasama dengan wakil barunya ini (Ahmad Riza Patria), sehingga tercipta harmonisasi kinerja yang semoga berimplementasi pada hasil yang bisa dirasakan manfaatnya oleh warga masyakat Jakarta.

Terlebih, hari ini DKI Jakarta adalah sebagai episentrum wabah virus corona atau covid-19. Tentunya ini adalah tantangan berat buat Anies dan Riza Patria untuk segera mencari formula dan langkah-langkah tepat agar virus asal Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China ini secepatnya bisa teratasi dengan baik.

Namun sambil menunggu pelantikan dan kinerja Riza sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, ada baiknya kita mengenal lebih dekat siapa dia sebenarnya.

Maaf bukan hendak mengorek luka lama. Jauh sebelum masuk ke dunia politik, Ahmad Riza Patria sempat tersandung kasus hukum.

Tidak tanggung, kasus yang menjeratnya, seperti dilansir CNN Indonesia, adalah kasus korupsi yang ditaksir merugikan negara hingga Rp. 28,9 milyar.

Saat itu masih Riza masih menjabat Kepala Divisi II KPUD Jakarta. Dia didakwa melakukan korupsi barang dan jasa Pemilu 2004. Namun akhirnya, dalam persidangan Riza dinyatakan tidak terbukti bersalah hingga akhirnya divonis bebas.

Setelah itu Alumnus ITB ini melanglang buna di dunia politik dan bergabung dengan partai yang dinahkodai Prabowo Subianto, Gerindra, hingga akhirnya sukses duduk di kursi parlemen Senayan Jakarta. Sebagai anggota DPR RI.

Dikutip dari CNN Indonesia, pada periode pertamanya jadi anggota DPR RI pada 2009-2014, Riza menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II dan juga pernah menjabat Wakil Ketua Fraksi Gerindra MPR RI.

Sedangkan untuk periode 2019-2024, Riza menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV dan Ketua Fraksi Gerindra MPR RI. Sementara jabatan di partainya sendiri, Riza dipercaya jadi Sekretaris Badan Pengawas dan disiplin Partai Gerindra sejak 2017 lalu.

Demikianlah sekelumit perjalanan karir politik Ahmad Riza Patria, sebelum akhirnya hari ini terpilih sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan.

Tentu saja segudang harapan warga Jakarta akan tertuju pada Riza. Semoga saja dia bisa menunaikan tugas barunya ini dengan baik dan amanah.

Selain itu, wajar kiranya karena ini adalah jabatan politik. Penulis berharap dengan hadirnya Riza mengisi kekosongan kursi wakil gubernur tidak terjadi disharmonisasi dengan Anies Baswedan, hanya karena lebih mengedepankan kepentingan politiknya masing-masing.

Karena tak kurang-kurang terjadi di tanah air, adanya disharmonisasi antara pimpinan daerah dan wakilnya karena ego politik. Imbasnya pelayanan publik menjadi nomor sekian.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun