Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menakar "Koki Dapur Istana" Soal Penanganan Covid-19

3 April 2020   15:32 Diperbarui: 3 April 2020   15:30 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenapa ini terjadi?

Jika mengacu pada pernyataan Presiden Jokowi tentang alasannya tidak memilih lockdown dan cenderung menggunakan cara PSBB. Alasan ekonomi adalah yang utama.

Melansir detikcom, Jokowi mengatakan lockdown berbeda dengan kebijakan yang dia ambil, yaitu PSBB. Dia menyebut aktivitas ekonomi masih berjalan dalam kebijakan PSBB.

"Nah ini, kan kita tidak ambil jalan yang itu (lockdown). Kita tetap aktivitas ekonomi ada, tetapi semua masyarakat harus menjaga jarak. Jaga jarak aman paling penting, yang kita sampaikan sejak awal, social distancing, physical distancing, itu paling penting," kata Jokowi saat konferensi pers di Pulau Galang, Kepulauan Riau, Rabu (1/4/2020).

Jika berkaca terhadap apa yang disampaikan Presiden Jokowi, rasanya bentuk perlindungan pemerintah terhadap rakyatnya dari ancaman virus corona benar-benar dikalkulasikan dengan dampak ekonomi.

Masih mending kalau cara yang diambilnya ini berjalan efektif dan bisa memutus rantai penyebaran virus corona, yang ada justru sebaliknya.

Penulis hanya berharap ada ketegasan dan konsistensi dari pemerintah dalam hal penanganan virus corona. Karena masyarakat bukanlah media eksperimen, masyarakat adalah warga negara yang wajib dilindungi.

Namun, jika pemerintah terus gamang dan plin plan, penulis jadi berpikir jangan-jangan pemerintah tengah berupaya lari dari tanggungjawabnya untuk menjamin hidup masyarakat di tengah penyebaran wabah virus corona.

Namun begitu, semoga saja hipotesa sederhana penulis ini salah.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun