DALAM beberapa waktu terakhir, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon seolah tidak ada bosan-bosannya mengkritisi kebijakan pemerintah dan Presiden Jokowi.
Betul, kontrol atau pengawasan adalah salah satu fungsi dan kewenangan Fadli sebagai salah seorang wakil rakyat. Namun, sayangnya kritik yang terlontar dari pria kelahiran Jakarta ini bukannya kritik membangun, justru sebaliknya lebih cenderung nyinyir.
Terus, kritikan atau nyinyiran Fadli terhadap pemerintah dan Presiden Jokowi tersebut dilakukan pada rentang waktu 2014 - 2019 mungkin masih bisa dimaklumi dan tidak akan banyak pihak yang mengernyitkan dahi.Â
Pasalnya, saat itu Fadli yang merupakan "tangan kanan" Prabowo Subianto adalah pihak yang bersebrangan dengan pemerintah.
Sebagaimana diketahui Fadli dan Prabowo adalah kader tertinggi di Partai Gerindra yang nota bene sebagai partai oposisi murni bersama PKS.
Yang menjadi tidak habis pikir dan menimbulkan tanya besar, saat ini Partai Gerindra dan Prabowo sudah masuk dalam koalisi pemerintah. Bahkan, ada dua kadernya masuk dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju (KIM), yakni Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dan Edhi Prabowo didaulat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Fadli Zon masih tetap saja tidak mampu "mengunci" mulut nyinyirnya pada pemerintah dan Presiden Jokowi.
Saat Indonesia tengah dalam kesulitan menghadapi wabah pandemi virus corona (covid-19) saja tercatat beberapa kali melontarakan pernyataan-pernyataan tak sedap terhadap pemerintah.
Pertama, mantan Wakil Ketua DPR RI periode 2014 - 2019 ini menyinggung soal harga alat rapid test, kedua tentang pengadaan masker dan ketiga seperti dilansir dari CNNIndonesia, Fadli Zon meminta Presiden Joko Widodo tidak membuang-buang waktu untuk menerapkan kebijakan lockdown atau penutupan akses keluar-masuk wilayah tertentu demi mencegah penyebaran virus corona.
Permintaan lockdown itu menjadi salah satu poin dalam surat terbuka yang ditulis Fadli untuk Presiden Jokowi Senin (23/3). Sedangkan, di sisi lain sudah dipastikan, bahwa pemerintah kemungkinan besar tidak akan menerapkan lockdown.
Sejujurnya, dalam situasi negara tengah dirundung masalah seperti ini, apa yang dinyatakan Fadli Zon menjadi sangat kontraproduktif.
Sejatinya, dalam situasi seperti sekarang para politisi lebih sedikit menahan diri. Jika tidak bisa membantu, lebih baik beri kesempatan pemerintah untuk menjalankan segala programnnya dalam rangka penanganan dan pencegahan virus covid-19 yang kian hari terus menimbulkan kasus pasien positif lebih banyak.