Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Perawat Pasien Corona, Tak Ada APD, Jas Hujan pun Jadi

20 Maret 2020   22:38 Diperbarui: 20 Maret 2020   23:13 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilansir Suara.com, Direktur Utama (Dirut) RSUD Sekarwangi Albani Nasution dalam Konferensi Pers di Pendopo Sukabumi, Kamis (19/3/2020), menjelaskan bahwa para perawat terpaksa menggunakan jas hujan dalam merawat pasien dalam Penanganan (PDP) karena persediaan APD yang terstandarisasi di RSUD Sekarwangi yang kini menjadi rujukan regional dalam penanganan pandemi COVID-19 sudah sangat terbatas.

"Sekali masuk pasien itu kurang lebih ada 6 APD yang terpakai. Untuk RSUD Sekarwangi, APD ini memang hampir habis. Kami sudah mencoba dengan berbagai macam saluran, baik ke Dinas Kesahatan Kabupaten ataupun Provinsi, tapi memang di pasaran juga sangat langka dan harganya cukup mahal. Biasanya sekitar Rp 300.000, sekarang bisa mencapai Rp 900.000," jelas Albani.

Oleh karena itu, sambungnya, pihak RSUD Sekarwangi berkreasi menggunakan jas hujan, yang memang bisa menutupi kondisi para tenaga kesehatan ketika melakukan penanganan pasien. Bahkan, kata Albani, menurut beberapa orang yang spesialis, jas hujan memang dianjurkan, sebab memiliki bahan yang lebih tahan karena terbuat dari plastik, walaupun memang lebih panas.

"Tapi kalau dilihat dari pengertian APD, itu sangat efektif. Malah saya bilang cukup keren, karena warnanya ada yang merah atau biru. Tapi yang harus teman-teman lihat adalah ini dalam rangka kita untuk memastikan pasien ini benar PDP atau bukan. Karena kalau dia PDP itu perlakuannya berbeda," jelas Albani.

Ada dua hal yang bisa penulis tangkap dari penjelasan dokter Albani terkait memanfaatkan jas hujan sebagai alat pelindung diri.

Pertama, ini sebuah bukti kongkrir totalitas dari dokter dan perawat yang ada di Rumah Sakit Sekarwangi dalam menjalankan tugasnya selaku pelayan masyarakat.

Dalam hal ini, segala keterbatasan tidak menjadi halangan buat mereka bekerja semaksimal mungkin dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia, meski beresiko tinggi. Hanya satu kata yang bisa penulis ungkapkan buat mereka, SALUT!!!

Sedangkan yang kedua adalah miris. Ya, miris terhadap pemerintah yang ternyata belum bisa maksimal dalam hal pemberian perlindungan para dokter dan perawat pasien virus corona. Padahal dalam situasi segenting ini, merekalah pahlawan-pahlawan bangsa ini yang patut diberi segala fasilitas yang dibutuhkan agar tugasnya bisa berjalan maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun