Nah, sekarang pertanyaannnya bagaimana jika lockdown akhirnya diberlakukan di Indonesia?
Bisa jadi dampak yang akan dirasakan pemerintah dan masyarakat Indonesia akan jauh lebih besar dibanding negara lain termasuk Italia.
Tengok saja, berapa ribu bahkan ratusan ribu atau mungkin juga jutaan jiwa di tanah air yang menggantungkan hidupnya dari sektor informil, seperti pedagang kaki lima, jualan makanan semisal bakso, siomay, ketoprak dan lain sebagainya.
Seberapa kuat mereka akan bertahan jika lockdown diberlakukan. Dalam situasi normal saja banyak yang hidupnya kembang kempis, apalagi jika diberlakukan lockdown. Seperti penulis sebut, kemungkinan besar akan menjadi kiamat kecil bagi mereka. Karena jelas tidak ada lagi penghasilan yang mereka dapatkan. Sementara kebutuhan tidak bisa ditunda-tunda.
Apakah pemerintah siap dan sanggup untuk menanggung segala kebutuhan masyarakatnya selama proses lockdown diberlakukan. Tentunya ini masih tanda tanya besar.
Dilansir Detikcom, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyebut jika lockdown terjadi, pemerintah harus menyiapkan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat menengah ke bawah yang bekerja di sektor informal.
"Pemerintah harus menyiapkan itu. Kalau nggak, mereka akan kesusahan," katanya, Selasa (17/3/2020).
Sementara masih dilansir detikcom, Ekonom BCA David Sumual mengatakan jika lockdown dilakukan maka dampaknya di Jakarta sangat lebih berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Mengingat 75% pergerakan uang dalam perkonomian nasional terjadi di Jakarta.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!