Masih dikutip dari Wikipedia, Tahun 2015, AHY memimpin salah satu satuan pengamanan Ibu Kota, sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning, dibawah Brigif 1/PIK, Kodam Jaya.
Dilihat dari perjalanan karirnya dalam dunia ketentaraan, sebenarnya AHY cukup cemerlang. Bahkan, dia digadang-gadang akan mengikuti karir cemerlang ayahnya di ketentaraan.
Namun, arah angin nyatanya membawa AHY ke dunia yang sangat jauh berbeda dengan dunia TNI.
Pada saat akan diselenggarakan Pilgub DKI Jakarta 2017, secara mengejutkan Partai Demokrat mengusung satu nama yang sebelumnya tidak pernah ada dalam radar politik siapapun.Â
Ya, Demokrat tiba-tiba mengusung nama AHY untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta periode 2017 - 2022.
Entah apa yang mendasari AHY yang memiliki karir cukup cemerlang di ketentaraan tiba-tiba mengundurkan diri dan malah "kecebur" dalam dunia politik dan langsung didaftarkan menjadi calon gubernur berpasangan dengan Sylviana Murni.
Dengan keputusan Demokrat  mengusung AHY jadi calon Gubernur DKI Jakarta, tak sedikit yang menyangka bahwa hal tersebut sebagai langkah prustasi Demokrat karena tidak memiliki figur kuat di partainya untuk dicalonkan.
Kendati demikian, banyak pula yang menyangka bahwa ini sebagai langkah investasi politik SBY untuk partai Demokrat dan AHY sendiri.Â
Karena tidak ada yang berani menyangka kalau AHY dan pasangannya bakal bisa memenangi kontestasi Pilgub Jakarta waktu itu.
Nama petahana Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok dan Anies Baswedan jelas bukan tandingan sepadan AHY dan partai koalisi yang mengusungnya.
Benar saja, saat itu AHY dan pasangannya tidak mampu berbuat banyak. Pasangan ini hanya jadi juru kunci dengan perolehan suara paling kecil.