Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

AHY, dari Tentara Menuju Tahta

15 Maret 2020   19:13 Diperbarui: 15 Maret 2020   19:11 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih dikutip dari Wikipedia, Tahun 2015, AHY memimpin salah satu satuan pengamanan Ibu Kota, sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning, dibawah Brigif 1/PIK, Kodam Jaya.

Dilihat dari perjalanan karirnya dalam dunia ketentaraan, sebenarnya AHY cukup cemerlang. Bahkan, dia digadang-gadang akan mengikuti karir cemerlang ayahnya di ketentaraan.

Namun, arah angin nyatanya membawa AHY ke dunia yang sangat jauh berbeda dengan dunia TNI.

Pada saat akan diselenggarakan Pilgub DKI Jakarta 2017, secara mengejutkan Partai Demokrat mengusung satu nama yang sebelumnya tidak pernah ada dalam radar politik siapapun. 

Ya, Demokrat tiba-tiba mengusung nama AHY untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta periode 2017 - 2022.

Entah apa yang mendasari AHY yang memiliki karir cukup cemerlang di ketentaraan tiba-tiba mengundurkan diri dan malah "kecebur" dalam dunia politik dan langsung didaftarkan menjadi calon gubernur berpasangan dengan Sylviana Murni.

Dengan keputusan Demokrat  mengusung AHY jadi calon Gubernur DKI Jakarta, tak sedikit yang menyangka bahwa hal tersebut sebagai langkah prustasi Demokrat karena tidak memiliki figur kuat di partainya untuk dicalonkan.

Kendati demikian, banyak pula yang menyangka bahwa ini sebagai langkah investasi politik SBY untuk partai Demokrat dan AHY sendiri. 

Karena tidak ada yang berani menyangka kalau AHY dan pasangannya bakal bisa memenangi kontestasi Pilgub Jakarta waktu itu.

Nama petahana Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok dan Anies Baswedan jelas bukan tandingan sepadan AHY dan partai koalisi yang mengusungnya.

Benar saja, saat itu AHY dan pasangannya tidak mampu berbuat banyak. Pasangan ini hanya jadi juru kunci dengan perolehan suara paling kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun