DALAM beberapa waktu terakhir, publik tanah air dikejutkan sekaligus prihatin dengan aksi pembunuhan yang dilakukan oleh seorang remaja putri (NF) berusia 15 tahun, terhadap seorang bocah berusia enam tahun, berinisial APA.
Pembunuhan atau tindakan kekerasan yang dilakukan anak-anak yang masih di bawah umur sebenarnya bukan perkara baru terjadi di tanah air.
Berita-berita di media massa tanah air tak jarang mempublikasikan peristiwa atau tragedi kekerasan yang dilakukan anak-anak remaja atau di bawah umur. Misal, perkelahian, pemerkosaan hingga pembunuhan.
Jadi, boleh disebut bahwa kriminalitas yang dilakukan oleh para remaja atau anak di bawah umur rasanya jadi tak aneh lagi di tanah air.
Apa alasan prilaku kriminalistas tersebut marak terjadi ?
Banyak faktor tentunya. Meski yang paling mendasar dan acap dilontarkan banyak ahli, bahwa faktor yang menjadikan anak-anak di bawah umur tega bertindak kasar dan kejam adalah genetik, lingkungan dan tayangan-tayangan televisi atau media lain yang mengumbar aksi kekerasan.
Lalu, kenapa kasus NF menjadi heboh dan mendapat sorotan banyak pihak?
Beberapa media massa, baik cetak, online maupun elektronik kerap menulis, bukan pada pristiwa pembunuhan, tapi lebih ke prilaku NF yang  terbilang sadis dan janggal.
Bahkan seperti dikutip dari CNN Indonesia, paska membunuh, NF dengan sadarnya menyerahkan diri dan melaporkan perbuatannya kepada pihak kepolisian.Â
Bahkan, dia sama sekali tidak merasa bersalah dan menyesali perbuatannya tersebut.
Nah, hal inilah yang menjadi janggal dan menarik perhatian sejumlah pihak untuk mendiskusikan kasus pembunuhan yang dilakukan NF.
Bahkan, penulis sempat menonton tayangan acara talk show Indonesia Lawyer Club (ILC) TV One pada yang dipandu wartawan senior, Karni Ilyas pun turut membahasnya pada  Selasa malam, ( 10/3/2020).
Itulah NF, karena kesadisan, keanehan dan kejanggalannya mampu mengundang reaksi publik di tanah air untuk penasaran apa yang terjadi dengan remaja putri ini.
Dianggap Psikopat
Seperti sudah dibahas di atas, paska membunuh APA, bocah 6 tahun, NF dengan sadar  menyerahkan diri dan melaporkan perbuatannya pada aparat kepolisian dengan tanpa ada penyesalan.
NF mengakui bahwa perbuatan sadisnya itu terinspirasi film Chucky. Yaitu, boneka pembunuh yang populer pada tahun 1988. Tidak hanya itu, NF juga suka menonton film Slender Man. (Suara.com).
Psikopat?
Ya, sebagian besar pihak menilai, apa yang telah di lakukan NF, dari proses pembunuhan hingga akhirnya dengan sadar dan tanpa penyesalan menyerahkan dirinya pada polisi adalah ciri-ciri  seorang psikopat.
Benar tidaknya dugaan-dugaan para ahli kejiwaan tersebut, tentu saja masih harus menunggu perkembangan lebih lanjut.
NF Bukan Remaja Putri Pertama
Bicara tentang remaja putri yang diduga memiliki prilaku psikopat, ternyata NF bukanlah remaja putri pertama yang melakukannya.Â
Di luar negeri sebelumnya pernah pula terjadi peristiwa yang tidak kalah sadis dan mengerikannya.
Siapa saja mereka?
Dilansir dari brilio.net yang juga hasil merangkum dari berbagai sumber, setidaknya ada tiga remaja putri psikopat yang mampu berbuat tega dan kejam terhadap korbannya.
Pertama adalah Mary Flora Bell. Pada saat usianya masih 11 tahun, Marry melakukan pembunuhan sadis terhadap dua anak laki-laki. Pembunuhan pertama ia lakukan Mei 1968 dengan cara mencekik leher korbannya yang masih 4 tahun.
berikutnya yang menjadi korban adalah bocah berusia 3 tahun. Pembunuhan dengan cara memutilasi alat kelamin ini dilakukan pada bulan Juli pada tahun yang sama. Marry melakukan semua itu dengan tanpa penyesalan.
Masih dilansir dari brilio.net, pembunuhan terjadi pada 1 Juni 2004 oleh seorang siswi 11 tahun yang namanya disamarkan jadi Girl A. Anak perempuan ini menghabisi nyawa teman satu kelasnya bernama Satomi Mitarai 12 tahun di kelas kosong di sekolah dasar di Jepang.
Sedangkan remaja putri terakhir yang tega berbuat keji adalah Jasmine Richardson. Pada saat usianya 12 tahun, dia bersama kekasihnya Steinke membunuh kedua orang Jasmine dan satu orang adiknya.
Itulah nama-nama remaja putri psikopat yang pernah terjadi sebelumnya. Jauh sebelum kasus NF terjadi.Â
Mengerikan, bukan? Anak-anak yang sejatinya asik dengan dunia kecilnya malah dirasuki oleh jiwa-jiwa kejam seperti itu.
Semoga saja untuk ke depannya, peristiwa-peristiwa yang mengerikan semacam itu tidak pernah kembali terjadi. Aaminn.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H