Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Panasnya Persaingan Calon Wali Kota Solo dan Menunggu "Ketuk Palu" Mega

27 Februari 2020   00:09 Diperbarui: 27 Februari 2020   00:40 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NAMA-nama calon kepala daerah dari PDI Perjuangan sebagian telah diumumkan pada hari Rabu, (19/2/2020) lalu di kantor DPP, jalan Lenteng Agung, Jakarta.

Hanya saja, dalam pengumuman yang berjumlah 50 calon kepala daerah tersebut tidak ada nama calon untuk Pilwakot Solo. 

Dalihnya nama calon Walikota Solo yang akan diusung oleh partai berlambang banteng moncong putih ini masih ditunda hingga bulan Maret mendatang.

Muncul spekulasi dari sejumlah pihak termasuk para pengamat politik, ditundanya pengumuman untuk calon kepala daerah Kota Solo itu lantaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, terutama Ketua Umumnya, Megawati Soekarno Putri masih belum bisa memastikan siapa yang akan diusungnya.

Megawati masih bingung menentukan pilihan, pasalnya ada dua calon yang keduanya sama-sama kuat dan berpotensi besar untuk bisa memenangkan pertarungan dalam perebutan kursi Walikota Solo.

Kedua calon tersebut adalah Ahmad Purnomo yang akan berpasangan dengan Teguh Prakosa. Sedangkan satunya, siapa lagi kalau bukan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Penulis menyebut kedua calon yang disebutkan tadi sama-sama kuat tentunya bukan tanpa alasan. Apa itu alasannya, mari kita kupas satu per satu!

1. Pasangan Ahmad Purnomo - Teguh Prakosa

Nama kedua pasangan ini tentunya sudah sangat dikenal oleh masyarakat Kota Solo, khususnya oleh kader PDI Perjuangan. 

Pasalnya selain merupakan kader partai senior dan berpengalaman dalam kancah politik lokal. Keduanya pernah menduduki jabatan politik yang membuat nama keduanya makin dikenal.

Ahmad Purnomo malah sampai saat ini masih menjabat Wakil Walikota Solo (petahana) mendampingi Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo (Walikota Solo) yang juga merupakan kader PDI Perjuangan.

Sebagai petahana, bukan rahasia umum dalam setiap pilkada selaku sedikit diunggulkan karena memang mempunyai banyak kesempatan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Hal ini tentunya bisa dijadikan kesempatan meraih simpati massa.

Sedangkan calon pasangannya Teguh Prakosa adalah mantan Ketua DPRD Kota Solo periode 2014-2019. Sebagai mantan pejabat publik, Teguh Prakosa pun tentunya memiliki pendukung dan lumbung suara militan sendiri.

Ini salah satu alasan pasangan Purnomo dengan Teguh cukup mumpuni jika diusung oleh Megawati Soekarno Putri.

2. Gibran Rakabuming Raka

Dibanding dengan pasangan Purnomo dan Teguh Prakosa, pengalaman Gibran di kancah politik boleh jadi ibarat David dan Goliath. 

Usia ayah Jhan Ethes di partai jelas masih hitungan bulan jika dihitung dari sejak resmi terdaftar sebagai kader PDI Perjuangan.

Namun, Gibran memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh pasangan Purnomo-Teguh, yakni putra penguasa republik ini, Presiden Jokowi.

Meski seringkali menekankan bahwa tidak akan ada campur tangan ayahnya dalam kontestasi Pilwakot Solo, tetap saja tidak bisa dibantahkan kalau keberadaan Jokowi sangat berperan besar mendongkrak popularitas Gibran. 

Hampir mustahil jika Jokowi tidak memberikan bantuan sedikitpun demi kemenangan anaknya.

Selain itu, jangan lupa bahwa Gibran adalah sosok anak muda yang tentu saja bisa dimanfaatkan oleh tim suksesnya dalam meraih simpati dari kaum milenial.

Satu lagi, Gibran adalah seorang pengusaha yang bisnis kulinernya tersebar di Kota Solo. Tentunya hal ini bisa dijadikan senjata juga olehnya dalam meraih dukungan.

Paling penting adalah seperti dilansir detikcom, hasil survey menunjukan bahwa elektabilitas Gibran terus mengalami kenaikan.

"Elektoral Mas Gibran juga memperlihatkan tren meningkat," ujar Hasto di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta, Rabu (19/2).

Hasto juga menyebut Gibran mampu meraup suara-suara anak muda. "Ada antusiasme bagi anak-anak muda untuk bergabung," kata Hasto.

Kondisi ini tentu saja membuat persaingan memperebutkan kepercayaan Megawati sebagai sosok yang berhak mengeluarkan rekomendasi semakin panas, sekaligus semakin membuat bingung Ketua Umum PDI Perjuangan.

Meski persaingan panas dan sulit diprediksi siapa yang akan menjadi pemenangnya, tetap saja rekomendasi harus tetap diturunkan oleh Megawati. Sekali lagi, rencananya akan diumumkan pada bulan Maret mendatang.

Siapa yang akan menerima kepercayaan Mega, ayo kita sama-sama menunggu. Terimakasih

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun