NAMA-nama calon kepala daerah dari PDI Perjuangan sebagian telah diumumkan pada hari Rabu, (19/2/2020) lalu di kantor DPP, jalan Lenteng Agung, Jakarta.
Hanya saja, dalam pengumuman yang berjumlah 50 calon kepala daerah tersebut tidak ada nama calon untuk Pilwakot Solo.Â
Dalihnya nama calon Walikota Solo yang akan diusung oleh partai berlambang banteng moncong putih ini masih ditunda hingga bulan Maret mendatang.
Muncul spekulasi dari sejumlah pihak termasuk para pengamat politik, ditundanya pengumuman untuk calon kepala daerah Kota Solo itu lantaran Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, terutama Ketua Umumnya, Megawati Soekarno Putri masih belum bisa memastikan siapa yang akan diusungnya.
Megawati masih bingung menentukan pilihan, pasalnya ada dua calon yang keduanya sama-sama kuat dan berpotensi besar untuk bisa memenangkan pertarungan dalam perebutan kursi Walikota Solo.
Kedua calon tersebut adalah Ahmad Purnomo yang akan berpasangan dengan Teguh Prakosa. Sedangkan satunya, siapa lagi kalau bukan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Penulis menyebut kedua calon yang disebutkan tadi sama-sama kuat tentunya bukan tanpa alasan. Apa itu alasannya, mari kita kupas satu per satu!
1. Pasangan Ahmad Purnomo - Teguh Prakosa
Nama kedua pasangan ini tentunya sudah sangat dikenal oleh masyarakat Kota Solo, khususnya oleh kader PDI Perjuangan.Â
Pasalnya selain merupakan kader partai senior dan berpengalaman dalam kancah politik lokal. Keduanya pernah menduduki jabatan politik yang membuat nama keduanya makin dikenal.
Ahmad Purnomo malah sampai saat ini masih menjabat Wakil Walikota Solo (petahana) mendampingi Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo (Walikota Solo) yang juga merupakan kader PDI Perjuangan.
Sebagai petahana, bukan rahasia umum dalam setiap pilkada selaku sedikit diunggulkan karena memang mempunyai banyak kesempatan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Hal ini tentunya bisa dijadikan kesempatan meraih simpati massa.
Sedangkan calon pasangannya Teguh Prakosa adalah mantan Ketua DPRD Kota Solo periode 2014-2019. Sebagai mantan pejabat publik, Teguh Prakosa pun tentunya memiliki pendukung dan lumbung suara militan sendiri.