JIKA anda seorang kepala rumah tangga yang memiliki banyak anak, bagaimana rasanya? Repot bukan? Kecenderungannya memang seperti itu, apalagi jika karakter atau prilaku dari anak-anak anda ini satu sama lain berbeda, pastinya akan lebih merepotkan.
Tidak saja berpikir bagaimana caranya bisa mensejahterakan anak-anak anda. Tapi bagaimana bisa memuaskan mereka, yang sudah barang tentu keinginan dan tuntutannya berbeda pula.
Penulis yakin, seorang kepala rumah tangga atau dalam hal ini sosok ayah akan senantiasa melakukan hal terbaik untuk anak-anaknya, meski mungkin yang dilakukannya tidak bisa memuaskan semua pihak.
Nah, ibarat seorang kepala rumah tangga dan sosok ayah, Presiden Jokowi adalah seorang kepala dari rumah tangga yang bernama Indonesia dan anaknya tentu saja kita-kita yang menjadi masyarakatnya.
Sebagai masyarakat, di belahan dunia manapun termasuk di Indonesia pastinya memiliki beragam keinginan dan tuntutan. Wajar, karena itu sudah menjadi hak dan kodrat manusia untuk selalu menginginkan sesuatu yang belum dimiliki.
Lalu, pada siapa kita meminta? Tentu saja sebagai seorang anak pasti mengajukan permintaan tersebut terhadap sosok ayah. Pun dengan masyarakat, mereka pastinya akan memintanya pada seorang pimpinan.
Masalahnya, tidak semua yang diinginkan belum tentu mampu dikabulkan, baik itu oleh seorang ayah bagi anaknya atau presiden bagi masyarakatnya. Karena bagaimanapun mereka punya keterbatasan.
Apalagi yang meminta dan menuntut hak tidak hanya sendiri atau sekelompok orang, melainkan banyak pihak, yang seperti penulis katakan tadi berbeda pula keinginannya.
Pertanyaannya, jika keinginan kita tidak dikabulkan, apa yang akan dilakukan? Arogan dengan cara memaksa dan melakukan aksi kekerasan, atau lebih memilih bicara baik-baik? Tentu saja hal ini dikembalikan pada diri kita masing-masing.
Nah, bicara tentang keinginan dan tuntutan, kemarin, Jumat (21/2/2020), salah satu elemen anak bangsa, yang tergabung dalam massa aksi 212 menggelar aksi demo di sekitaran Silang Monas, Jakarta.
Dalam aksinya, massa aksi 212 yang merupakan gabungan dari Front Pembela Islam (FPI), GNPF Ulama dan Persaudaraan Alumni (PA) 212, menuntut beberapa hal terhadap pemerintah, seperti berantas mega korupsi dan selamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).