Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Filosofi Matahari

4 Februari 2020   13:21 Diperbarui: 4 Februari 2020   13:48 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kacau, Kek," Jawabku sekenanya.

"Terus, bagaimana pula jadinya jika matahari ikut bosan dan meninggalkan tugasnya?" si Kakek terus melontarkan pertanyaan retoris.

Aku tetap diam, sambil merenungi ucapan si kakek.

"Begitulah, bagaimana pula kakek akan bosan  bolak-balik dari rumah ke sini. Jika kakek bosan dan berhenti bekerja, tentunya isteri kakek tidak akan makan. Bukankah begitu, Nak?"

Aku terharu mendengar untaian petuah si kakek barusan. Aku tidak menyangka sedikitpun kalau dari lisan lelaki tua yang tidak sempat menyelesaikan sekolah dasar ini mampu memberikan motivasi dan pencerahan padaku, meskipun profesinya hanyalah sebagai pedagang kacang rebus.

"Oh, ya nak. Terimakasih kopinya. Kakek harus kembali berjualan!"

Sesuai niatku tadi, aku segera memberi sedikit uang padanya. Namun, ternyata dia menolaknya.

"Tidak, Nak. Kakek tidak ingin dikasihani. Kalau mau, beli saja kacang rebus kakek. Itu lebih berharga buat kakek."

Jujur, aku semakin kagum saja terhadap si kakek. Meski hidup tidak berkecukupan, dia masih memiliki harga diri tinggi. Tidak ingin keadaannya menjadikan belas kasih orang.

TAMAT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun