DEWAN Pengawas (Dewas) Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI), resmi memberhentikan Direktur Utama (Dirut) lembaga penyiaran pelat merah, Helmy Yahya, pada Kamis (16/01/2020). Putusan resmi Dewas LPP TVRI ini dituangkan dalam surat Nomor 8/DEWAS/TVRI/2020.
Berdasarkan catatan Kompas.com, inilah beberapa alasan Dewas TVRI memecat Helmy selaku Dirut TVRI, yang disampaikan dalam rapat bersama Komisi I DPR :
1. Tayangan siaran langsung Liga Primer Inggris yang dibeli Helmy, mengakibatkan utang.
2. Kinerja Helmy dianggap tidak sesuai dengan visi misi TVRI
3. Rebranding TVRI dianggap tidak sesuai rencana kerja (Renja)
Nah, terkait dengan alasan nomor 1, tentang tayangan siaran langsung English Premiere League (EPL) atau Liga Primer Inggris yang mengakibatkan membengkaknya utang TVRI, juga diperkuat dengan alasan lainnya. Yakni, tayangan Liga sepak bola terbaik didunia, yang biasa menghiasi layar kaca TVRI setiap akhir pekan, sabtu dan Minggu, dianggap Dewas TVRI tidak selaras dengan Jati diri bangsa.
Padahal, seperti pernah penulis ulas sebelumnya pada artikel yang berjudul " Mengulik Alasan "Ngawur" Dewas TVRI Tentang Liga Primer" edisi 22 Januari 2020. Bahwa Liga Primer Inggris hanyalah tayangan olahraga sepak bola yang sejatinya memiliki bahasa olahraga universal. Yakni, bahasa yang lebih menonjolkan sisi sportivitas.
Jika dimaknai lebih dalam, sportivitas itu sendiri bisa diartikan 'jujur dan adil'. Dan, jika dikaitkan dengan jati diri bangsa, tentu saja kejujuran dan keadilan ini merupakan salah satu jati diri Indonesia, bukan?
Betul, Liga Primer adalah liga sepak bola asing. Tapi, kembali lagi bahwa sepak bola adalah bukan milik satu bangsa atau golongan, melainkan milik semua bangsa, termasuk Indonesia.
Bahkan, jika bicara fanatisme sepak bola, Indonesia boleh jadi jauh lebih fanatik dibanding negara lain. Meski begitu, bukan berarti kita harus membelenggu diri dengan tayangan sepak bola dalam negeri.
Maaf, kalau boleh jujur, justeru tayangan sepak bola Liga Primer rasanya jauh lebih berbudaya dan menjungjung tinggi nilai-nilai sportivitas dibanding dengan Liga sepak bola dalam negeri, yang masih tampak sengkarut. Baik itu di lapangan, maupun pada tataran pengurus.
Nah, sebelum mengupas topik pilihan Kompasiana kali ini tentang "Tayangan yang sesuai dengan Jati diri bangsa". Ada baiknya kita pahami dulu, apa itu arti Jati diri bangsa.
Berdasar kutipan dari info dunia maya, yang dimaksud dengan jati diri bangsa adalah pandangan hidup yang berkembang di dalam masyarakat yang menjadi kesepakatan bersama, berisi konsep, prinsip, dan nilai dasar yang diangkat menjadi dasar negara sebagai landasan statis, ideologi nasional, dan sebagai landasan dinamis bagi bangsa yang bersangkutan dalam menghadapi segala permasalahan menuju cita-citanya.