Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kisruh Natuna: Indonesia "Lunak" terhadap China, karena Ini?

5 Januari 2020   12:37 Diperbarui: 6 Januari 2020   16:51 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DALAM beberapa waktu terakhir, hubungan bilateral Indonesia dengan Cina sedikit terganggu dengan adanya ekspansi kapal-kapal ikan asing milik Negeri tirai bambu tersebut memasuki wilayah perairan Natuna, Kepulauan Riau dan mengeruk sumber daya ikan yang ada di sana.

Bahkan, yang semakin membuat kita greget adalah, keberadaan kapal-kapal ikan milik China tersebut seolah memonopoli perairan yang berada di wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia. Bahkan, berani bertindak arogan dengan mengusir para nelayan domestik. Selain itu, keberadaan Coast Guard juga telah melanggar kedaulatan perairan Natuna.

Awalnya kita percaya, dengan membanjirnya kapal-kapal ikan Cina di perairan Natuna tersebut segera bisa diatasi oleh pemerintah dengan bertindak tegas dan mengusir mereka untuk keluar dari perairan Indonesia.

Namun, faktanya membuat kita miris. Pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto justeru malah melunak.

Tengok saja, Menhan Prabowo mengatakan, persoalan di perairan Natuna tidak akan menghambat investasi dengan China.

"Kita cool saja, kita santai," ucapnya seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (3/1/2020).

Namun, pihaknya masih membahas untuk mencari suatu solusi dengan kementerian lain. Termasuk berkoordinasi dengan Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Hampir senada dengan Prabowo, Luhut pun malah meminta maraknya kapal asing di perairan Natuna tidak dibesar-besarkan.

Meski begitu, masuknya kapal ikan asing di perairan Natuna dinilai menjadi peringatan bagi Indonesia untuk lebih memperketat pertahanan serta pengawasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun