Jangan gampang menjastifikasi jika dalam perjalanan awalnya tidak memperoleh hasil yang diharapkan.
Ada baiknya, PSSI bisa berkaca pada sosok Jurgen Klopp. Pecinta sepak bola dunia tentunya tau kafasitas Jurgen Klopp sebagai salah satu pelatih terbaik dunia.
Meski begitu, ketika manajemen Liverpool mengontraknya pada tahun 2015 lalu, pelatih asal Jerman itu tidak serta merta menghasilkan gelar bagi si merah (julukan Liverpool).
Dengan skuad yang kala itu masih dalam pembentukan, Klopp hanya mampu membawa si merah pada posisi delapan klasemen akhir musim 2015/2016. Kendati begitu, manajemen tidak ragu untuk memperpanjang kontraknya hingga tahun 2022.
Keputusan manajemen terbukti tepat, pada musim berikutnya 2016/2017, Klopp berhasil membawa si merah pada posisi empat besar klasemen dan lolos ke Liga Champion.
Pada musim-musim berikutnya, Klopp menyulap si merah menjadi sebuah tim yang disegani, terutama setelah kedatangan Mohamad Salah dan Virgil Van Dijk. Puncaknya pada musim 2018/2019, Liverpool dibawanya menjadi juara Liga Champion. Â
Sedangkan untuk musim 2019/2020 ini laju si merah makin susah dibendung. Di kompetisi Liga Primer Inggris, Mohamad Salah dan Kawan-kawan berlari sendirian di puncak klasemen sementara dengan 58 poin dari 20 laga. Unggul 13 poin dari peringkat kedua, Lechester City.Â
Keunggulan 13 poin ini kemungkinan akan semakin bertambah, karena si merah masih memiliki satu simpanan pertandingan.
Sedangkan di Liga Champion, Klopp juga mampu memastikan satu tiket di babak 16 besar.
Berkaca dari perjalanan Jurgen Klopp dengan Liverpool, membuktikan bahwa untuk mencapai suatu kesuksesan tidak bisa didapatkan secara instan. Tapi, dibutuhkan kepercayaan, kerja keras, kesabaran dan dukungan semua pihak.
Begitupun untuk PSSI, berilah Shin Tae Yong ruang untuk mencurahkan segenap kemampuannya dalam meracik sebuah tim menjadi lebih baik.