Alasan ini cukup bisa diterima akal, karena Ratna memang terkenal sangat keras dalam mengkritisi pemerintahan Jokowi. Bahkan, tak jarang dia berani menyerang personal Jokowi langsung.
Namun, setelah beberapa waktu lamanya, barulah ketahuan bahwa sebenarnya Ratna tidak dianiaya. Lewat Kinfrensi pers, Ratna akhirnya mengaku bahwa dia telah berbohong. Luka lebam di wajahnya ternyata hasil dari operasi plastik.
Atas prilakunya ini, akhirnya Ratna dinyatakan bersalah dengan tuduhan penyebaran berita bohong atau hoaxs. Hingga, akhirnya dia divonis dua tahun penjara.
Kini, setelah segala kebohongannya mendapat ganjaran setimpal dan menjadi pesakitan di balik jeruji besi penjara, akankah Ratna kapok dan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Atau, mulutnya masih tetap saja lemes dan membuat kebohongan-kebohongam baru.
Pasalnya, berita hoax tentang penganiayaan atas dirinya bukanlah kebohongan pertama yang pernah dilakukannya.Â
Sebelumnya, aktivis sekaligus seniman ini juga pernah menyebarkan berita hoax terkait dijualnya PT. dirgantara Indonesia ke negara Tiongkok dan tentang telah beredarnya uang pecahan Rp. 200. 000.
Akhirnya, kedua berita tersebut bisa diklarifikasi masing-masing pihak adalah bohong belaka.
Penulis berharap, 15 bulan dalam kurungan penjara bisa dijadikan pelajaran hidup dan renungan berharga oleh Ratna Sarumpaet untuk tidak kembali mengulangi kesalahan-kesalahan yang telah diperbuatnya.Â
Dan, yang paling penting, paska bebasnya dari Lapas Pondok Bambu, Ratna bisa berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi. Aaminn
Wassallam.
Sumber : Di sini
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI