Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Lima Program Kerja Jokowi, Tak Ada Pemberantasan Korupsi, Kenapa?

21 Oktober 2019   15:42 Diperbarui: 21 Oktober 2019   16:37 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, selepas pidato Jokowi dan mengutarakan lima program unggulan pada pemerintahan periode keduanya, penulis sedikit mengernyitkan dahi. Kenapa?...

Karena dari semua paparan program kerja Jokowi, sama sekali tidak menyentuh program pemberantasan korupsi. Padahal, sebagaimana diketahui bersama, korupsi di negeri ini merupakan kejahatan luar biasa yang sudah menggurita di berbagai sektor maupun institusi pemerintah. Sudah berapa banyak pejabat tinggi negara, anggota dewan, kepala daerah provinsi maupun kabupaten/ kota terciduk KPK maupun lembaga kejaksaan.

Menurut penulis, betapa pun hebatnya suatu program, jika para pelaksana kerjanya masih bermental korup, rasanya tidak akan bisa berjalan maksimal. Bukan tidak mungkin, anggaran yang dipersiapkan untuk kelancaran program kerja seperti yang diinginkan Jokowi keburu di sunat di tengah jalan.  

Pertanyaannya, kenapa Jokowi sama sekali tidak mencantumkan pemberantasan korupsi sebagai program kerja?...Apakah Jokowi merasa reformasi mental dan reformasi birokrasi yang ada di jajarannya sudah berjalan maksimal, sehingga tidak akan ada lagi penyelenggara yang bermental korup?....rasanya naif kalau Jokowi menganggap korupsi bukan lagi gangguan dalam menjalankan roda pemerintahan pada periode keduanya.

Seperti disampaikan Manajer Riset Seknas Forum Indonesia untuk Transformasi Anggaran (Fitra), Badiul Hadi pada Kompas.com. fihaknya menyayangkan, Presiden Jokowi tidak menyinggung soal pemberantasan korupsi dalam pidato kenegaraan pasca dilantik sebagai presiden, periode 2019-2024.

Padahal, menurut Badiul, rilis yang dikeluarkan World Economic Forum (WEF) menyebutkan bahwa hambatan utama investasi di Indonesia dikarenakan tingginya tindak pidana korupsi. Skornya pun tertinggi, yaitu sebesar 13,8.

Ditambah lagi, kata dia, prioritas investasi yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya tidak memiliki perspektif lingkungan sehingga berpotensi melanggar hak-hak warga atas tanah dan sumber penghidupan mereka.

Sumber Gambar: CNBC Indonesia
Sumber Gambar: CNBC Indonesia
"Jokowi-Ma'ruf juga harus fokus pada pencegahan dan pemberantasan korupsi, memperkuat kelembagaan KPK, dan melawan upaya-upaya pelemahan KPK oleh pihak manapun," ujar dia.

Badiul menilai, pembangunan SDM yang diprioritaskan pada periode baru ini juga akan sia-sia apabila masih terdapat mental koruptif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun