HARI ini sesuai yang telah dijanjikan Kapolri, Jendral Polisi, Tito Karnavian. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menagih dan mempertanyakan hasil pengungkapan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Seperti sering diberitakan diberbagai media massa, baik cetak, online, maupun televisi nasional, Presiden Jokowi memberi waktu tiga bulan, terhitung sejak 19 Juli 2019, kepada Kapolri untuk membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) guna mengungkap kasus teror air keras terhadap Novel Baswedan, yang mangkrak hingga dua tahun lebih lamanya.
Mampukah Tito Karnavian menjawab tugas yang diamanatkan Jokowi?...Tentunya ini merupakan pertanyaan besar. Jawabannya, tidak hanya ditunggu oleh Presiden Jokowi sendiri, tapi oleh seluruh rakyat Indonesia, yang juga penasaran, ada apa dibalik mandegnya kasus dimaksud. Â
Sementara, bagi Jendral Tito, hari ini tanggal 19 Oktober 2019, juga merupakan hari krusial. Karena, bisa jadi kasus Novel ini menjadi pertaruhan terakhir jabatannya sebagai Kapolri. Jika mampu menguak tabir misteri kasus teror air keras terhadap penyidik senior KPK tersebut, Tito bisa berharap, jabatannya tetap aman.Â
Namun, sebaliknya, jika kasus ini masih terus abu-abu, rasanya Jokowi akan mempertimbangkan ulang eksistensi Tito selaku Kapolri, untuk kemudian menggantinya dengan Kapolri baru.Â
Soalnya, Jokowi tentunya tidak ingin mengambil resiko, baik secara politis maupun secara sosial masyarakat, Â jika Tito masih tetap dipertahankan. Tidak hanya itu, dengan molornya kasus Novel, akan membebani Jokowi pada pemerintahan di periode keduanya.
Ultimatum Jokowi pada Tito tentunya bukan tanpa sebab. Hal ini didasari geramnya mantan Gubernur DKI tersebut yang terus dipojokan oleh sejumlah fihak dan dianggap lepas tanggung jawab terhadap kasus yang menimpa Novel Baswedan.Â
Sementara di sisi lain, Kapolri seolah tidak serius mengungkap kasus dimaksud. Betapa tidak, kasus ini telah terjadi sejak 2017 lalu, namun setelah berjalan dua tahun lamanya, sama sekali belum diketahui siapa pelakunya.
Ironi, Kepolisian Republik Indonesia yang biasanya sigap dalam mengusut kasus-kasus hukum yang ada di institusinya, kali ini seperti sekumpulan orang-orang amatir yang tidak tahu harus berbuat apa dalam pengungkapan kasus tersebut.
Misteri Dibalik Penyerangan Pada Novel
Seperti diketahui, penyidik senior KPK, Novel Baswedan diserang oleh dua orang pengendara motor dua tahun lalu. Tepatnya tanggal 11 April 2017. Peristiwa itu sendiri terjadi, pada waktu Novel usai menjalankan solat subuh di Mesjid Al-Ihsan dekat Rumahnya.Â
Dalam perjalanan pulang, tiba dua orang oknum yang mengendarai sepeda motor tersebut menyiramkan air keras ke wajahnya hingga mengakibatkan mata sebelah kirinya mengalami kerusakan parah.Â