Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Yang Unik dan Menggelitik di Tengah Demo RKUHP

24 September 2019   21:41 Diperbarui: 25 September 2019   05:02 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RIBUAN mahasiswa yang menggelar aksi demo menolak Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP), Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (RUU KPK) beserta RUU lainnya, Selasa, (24/9/2019) terus merangsek menuju gedung DPR RI.

Namun, usahanya itu gagal karena barikade yang dilakukan aparat keamanan sangat ketat dan sigap. Akibatnya, bentrok fisik tak bisa dihindarkan lagi. Beruntung, kerusuhan itu tak melebar lebih jauh dan bisa dikendalikan.

Aksi demo mahasiswa yang datang dari berbagai daerah se-Jabotabek itu selain mengenakan almamaternya masing-masing juga membawa sejumlah atribut, seperti poster, spanduk maupun ikat kepala dengan beragam tulisan.

Hal ini dimaksudkan sebagi bentuk protes dan unek-unek mereka dalam menyatakan ketidak setujuannya pada pemerintah dan DPR. Beragam tulisan-tulisan profokatif, maupun tulisan-tulisan sindiran lainnya cukup viral di media sosial karena dikemas dengan cara unik dan menggelitik.

Misalnya, tulisan yang bentuknya profokatif terwakili dengan kalimat-kalimat seperti, " DPR anti Demokrasi, Pemerintah Korupsi Reformasi", "Gajah Mada menggugat, tuntaskan reformasi" dan " Bilas muka, gosok gigi, lawan Jokowi".

Sementara untuk tulisan-tulisan nyinyir dan cenderung mengundang senyum, contohnya,"cukup kamu aja yang hilang, jangan KPK", "Cukup tolak KUHP saja, jangan tolak cinta saya".

Tak hanya itu, ada juga spanduk yang bertuliskan sindiran-sindiran tajam. Misalnya, " Di jual DPR, Sudah tidak layak pakai" dan "TK ini Dalam Renovasi".

Menurut penulis, ungkapan protes mahasiswa terhadap kebijakan pemerintah ataupun pemaksaan kehendak DPR, yang dikemas lewat tulisan-tulisan unik menggelitik dan nyinyir ini merupakan gaya protes kekinian yang disampaikan oleh mahasiswa-mahasiswa milenial, yang memang sarat inovasi dan kreatifitas. 

Tak hanya itu, tulisan-tulisan unik menggelitik ini membuktikan kejelian dan kejeniusan para pendemo dalam menyampaikan unek-uneknya. Meski kesannya asal tulis dan cenderung mengundang senyum, tapi isinya penuh sindiran tajam dan pedas.

Kalau saja pihak-pihak yang disindir masih punya akal dan pikiran sehat, tentunya tulisan-tulisan itu bisa menohok hatinya dan tentunya memperbaiki atau setidaknya mengabulkan aspirasi dari para pendemo.

Beberapa RUU Ditunda
Mungkin karena tidak mau disebut anti demokrasi atau tidak ingin lagi disebut Dewan Pengkhianat Rakyat seperti dilontarkan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indoneia (UI), Manik Marganamahendra, saat berdialog dengan anggota Komisi III.

Akhirnya, DPR dan pemerintah sepakat menunda pengesahan RUU KUHP. Penundaan ini, diungkapkan Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan.

Seperti diketahui, RUU KUHP ini menjadi salah satu RUU yang menyulut penolakan berbagai elemen masyarakat karena dianggap terdapat beberapa pasal yang kontroversial.

"(Penundaan pengesahan RUU KUHP) sampai waktu yang tidak ditentukan kemudian. Bisa sekarang sebelum akhir periode atau periode yang akan datang," kata Bambang Soesatyo, saat jumpa pers setelah rapat paripurna, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019). (Detik.com)

Selain RUU KUHP, beberapa RUU lainnya yang ditunda yaitu, RUU Pertanahan, RUU Permasyarakatan dan RUU Minerba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun