Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasih Renta di Ujung Senja

12 September 2019   12:28 Diperbarui: 12 September 2019   12:47 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sekali lagi, maafin kakek. Kali ini, kakek tidak bisa membantumu. Kau harus pertanggung jawabkan perbuatanmu..!" Tukas Yamis, sambil terus bercucuran air mata.

"Ingat, kau adalah cucuku...!. Cucu mantan seorang pejuang. Engkau, pasti sudah tahu siapa kakek? Apapun, akan kakek korbankan, termasuk nyawa, demi kebahagiaanmu. Tapi, untuk kali ini, kakek tidak bisa."

"Kenapa, kek?"

"Karena, kakek tidak mau punya cucu pengecut. Seorang laki-laki itu harus ksatria!" Terang kakek Yamis.

"Kakek bukannya tidak sayang padamu. Jujur, kakek sedih atas kejadian ini. Tapi, kau tetap haru bertanggung jawab...!. Bersiaplah, kakek antar kau untuk menyerahkan diri."

Demikianlah. Tidak lama kemudian, kakek Yamis, mengantar Firman ke fihak kepolisian. Apa yang dilakukan kakek Yamis ini adalah bentuk kasih sayang sebenarnya dari orang tua. 

Jika menuruti naluri, kakek Yamis sangat ingin membela cucunya, agar lolos dari kejaran polisi atau menggunakan segala pengaruhnya demi kebebasan Firman. Dia, tidak melakukan itu. Karena, menganggap kasih sayang salah kaprah. Suatu bentuk kasih sayang, yang hanya akan menjerumuskan mental si anak menjadi manusia tidak bertanggung jawab dan berjiwa pengecut. 

Sedangkan kasih sayang yang ditunjukan kakek Yamis, sejati-jatinya kasih sayang orang tua pada cucunya. Dia tidak lagi egois, hanya mementingkan kehidupan orang yang disayanginya untuk saat ini. Dia, lebih memikirkan apa yang akan dan harus dilewati cucunya di masa mendatang. Sungguh, kasih sayang kakek Yamis adalah kasih renta di ujung senja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun