Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Petruk dan Bogem Mentah

9 Agustus 2019   22:15 Diperbarui: 9 Agustus 2019   22:25 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bisnis perumahan itu perlu banyak modal. Tapi hasilnya bakal jauh lebih besar dari pendapatan seluruh perusahaan kita di kampung" Papar Petruk.

***
Janur kuning tampak berdiri pongah di depan rumah gedung cukup mewah. Di tempat itu bakal dilangsungkan pesta pernikahan. Tapi anehnya, wajah seisi rumah gedung  bukannya sumringah, justeru sebaliknya. Resah dan gelisah. Pengantin pria tak kunjung datang. Padahal acara sudah molor hampir empat jam lamanya.

"Petruk kemana ya?..koq ga datang-datang" gumam pengantin wanita. 

Rupanya janur kuning tadi adalah untuk acara pernikahan Petruk dengan wanita yang pernah ditemuinya di tempat clubing.
Karena tak kunjung datang, pesta nikah pun dibatalkan. Calon mertua Petruk murka, merasa ditipu.

"Coba kalian cari si Petruk ke rumahnya....!" Perintah calon mertua laki-laki pada beberapa anak buahnya.

Di rumah kontrakannya, Petruk tak ada di tempat. Kecuali Gareng yang sedang duduk termenung. Dari sobatnya inilah dapat informasi, Petruk pulang kampung dua hari sebelum pernikahan  dan tak pernah kembali.

Lalu ada apa dengan Petruk?......

Dua hari sebelum acara pernikahan, Petruk sengaja pulang kampung. Maksudnya, menengok anak isteri dan sekalian pura-pura pamit ke luar kota untuk urusan bisnis. Namun sial, sesampainya di kampung, langsung kena damprat isteri dan mertuanya. Mereka tahu rencana pernikahan Petruk dari kartu undangan yang diterima saudara si tuan tanah yang ada di kota.

Tiada maaf bagi Petruk, centeng-centeng tuan tanah langsung menyambutnya dengan puluhan kali bogem mentah. Wajah tampan Petruk seketika hancur total seperti rupa Petruk asli dalam tokoh pewayangan. Tak cuma itu, Petruk digugat cerai dan fasilitas mewahnya dicabut. J

dokpri
dokpri
adilah Petruk rugi tiga kali.  Kembali miskin, wajah buruk dan gagal mendapat wanita impian***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun