"Bisnis perumahan itu perlu banyak modal. Tapi hasilnya bakal jauh lebih besar dari pendapatan seluruh perusahaan kita di kampung" Papar Petruk.
***
Janur kuning tampak berdiri pongah di depan rumah gedung cukup mewah. Di tempat itu bakal dilangsungkan pesta pernikahan. Tapi anehnya, wajah seisi rumah gedung  bukannya sumringah, justeru sebaliknya. Resah dan gelisah. Pengantin pria tak kunjung datang. Padahal acara sudah molor hampir empat jam lamanya.
"Petruk kemana ya?..koq ga datang-datang" gumam pengantin wanita.Â
Rupanya janur kuning tadi adalah untuk acara pernikahan Petruk dengan wanita yang pernah ditemuinya di tempat clubing.
Karena tak kunjung datang, pesta nikah pun dibatalkan. Calon mertua Petruk murka, merasa ditipu.
"Coba kalian cari si Petruk ke rumahnya....!" Perintah calon mertua laki-laki pada beberapa anak buahnya.
Di rumah kontrakannya, Petruk tak ada di tempat. Kecuali Gareng yang sedang duduk termenung. Dari sobatnya inilah dapat informasi, Petruk pulang kampung dua hari sebelum pernikahan  dan tak pernah kembali.
Lalu ada apa dengan Petruk?......
Dua hari sebelum acara pernikahan, Petruk sengaja pulang kampung. Maksudnya, menengok anak isteri dan sekalian pura-pura pamit ke luar kota untuk urusan bisnis. Namun sial, sesampainya di kampung, langsung kena damprat isteri dan mertuanya. Mereka tahu rencana pernikahan Petruk dari kartu undangan yang diterima saudara si tuan tanah yang ada di kota.
Tiada maaf bagi Petruk, centeng-centeng tuan tanah langsung menyambutnya dengan puluhan kali bogem mentah. Wajah tampan Petruk seketika hancur total seperti rupa Petruk asli dalam tokoh pewayangan. Tak cuma itu, Petruk digugat cerai dan fasilitas mewahnya dicabut. J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H