Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Amara Shand-Su (Tamat)

3 Agustus 2019   10:46 Diperbarui: 3 Agustus 2019   10:54 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak. Papah tidak setuju...!"
"Kenapa pah?..Shandy pria yang baik. Bahkan mungkin lebih baik dari laki-laki yang ingin dijodohkan denganku.." bantah Suci.
"Kamu harus ingat, dia itu war..........."
"Wartawan maksud papah?....Kenapa dengan pekerjaan itu?"...
"Tapi dari mana papah tahu?"....." Atau jangan-jangan sebenarnya papah sudah tahu keberadaan Shandy?"..
"Aaahh....pokoknya papah tidak setuju.."
"Jawab pah.........!" Teriak Suci.
Diteriaki seperti itu, ayah Suci semakin marah.
"Sudah....jangan kau bantah lagi papahmu ini...!"

Memang benar dugaan Suci. Sebenarnya ayahnya itu sudah sejak lama mengenal sepak terjang Shandy selaku wartawan. Tapi hal tersebut selalu dirahasiakannya. Selain egonya yang ingin mendapatkan menantu anak terpandang, juga khawatir prilaku korupnya selaku pejabat terendus.

"Itu tidak menjawab pertanyaanku. Papah benar-benar egois.."

Kekerasan hati ayahna ini melecut amarah Suci yang sebenarnya anak penurut. Kecuali masalah hati. Dia mengancam akan meninggalkan kota selamanya. Jika ayahnya masih tetap keras hati dan tidak merestui hubungannya dengan Shandy.

Terpaksa, untuk menyenangkan hati anaknya itu, akhirnya dia memperbolehkan Suci menjalin hubungan kasih dengan lelaki pilihannya.

"Benarkah itu pah?"....Suci masih tak percaya.
"Iya papah serius. Panggil Shandy ke sini. Suruh menemui ayah.....!" Ucapnya.

Tak ada lagi kata-kata lebih pantas selain kata bahagia. Bagi Suci restu ayahnya adalah surga dunia. Percaya akan restu ayahnya, Suci pun menghubungi Shandy untuk segera menemuinya di taman wisata. Tempat penuh kenangan bagi mereka berdua.

"Hei.....kamu sudah lama nunggu ya?" Sapa Shandy pada Suci yang telah datang lebih awal di taman wisata.
Suci hanya tersenyum. Hatinya sudah tidak sabar menyampaikan kabar gembira.
"Aku ada kabar gembira untukmu..!"
"Benarkah...Apa itu?'....Shandy penasaran.
"Papahku merestui hubungan kita..!"
"Serius?....." Tanya Shandy masih tak percaya.
"Hooh..." Jawab Suci manja.

Dua insan yang tengah dimabuk cinta ini pun sumringah. Kebahagiaan yang telah didambakan sejak lama akhirnya bakal terwujud. Keduanya saling berangkulan. Namun tak berlangsung lama. Teriakan lantang seorang pria membuyarkan semua asa dan kebahagiaan mereka.

"Hentikan....! Kata siapa aku merestui hubungan kalian?"....
"Papah...." Seru Suci. Ternyata orang yang berteriak tadi adalah ayahnya sendiri yang dibarengi  beberapa.orang pria kekar
"Diam kau Suci...!" Dan kau Shandy rupanya hanya seorang lelaki pengecut. Tak bisa dipegang kata-katanya.." bentak ayah Suci sambil menodongkan telunjuknya ke muka Shandy.

Shady tak tinggal diam. Dia balas bentakan ayahnya Suci dengan serangan kalimat pedas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun