Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Romantisme 24 Jam ala Kenthir

18 Oktober 2012   09:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:42 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Jam 10 pagi. Terjadi percakapan antara aku dengan Alia. "Pokoknya, besok kamu harus kasih sesuatu yang romantis buat aku, Lang!!" "Kasih apa dong?" "Terserah...kalo gak, kita putus!!!".

Alamak...pacarku ngambek, minta hal yang romantis dariku. Apa aku bukan termasuk cowok romantis ya? Entahlah. Lalu aku berdiri di depan cermin, kupandangi wajahku untuk melihat sisi romantis dan, ah..ternyata aku memang gak romantis, hanya garis ketampanan yang terlihat diwajahku * sorry coy narsis.

Aku memang jarang bersikap romantis, bahkan mungkin gak pernah. Apa karena itu, Alia minta sesuatu yang romantis dariku. Romantis itu seperti apa ya?. Hmm...mungkin seperti membukakan pintu mobil mewah untuk seorang gadis?. Tapi aku kan gak punya mobil. Apa aku harus buka pintu mobil angkot buat Alia, biar keliatan romantis, nanti malah dikira kenek angkot wakakaka.

Sejenak aku merenung, lalu...aha, aku tahu, biasanya wanita suka sekali dengan lukisan. Kalau aku melukis wajahnya diatas kanvas, itu pasti sesuatu yang romantis. Segera aku mengambil kanvas, kuas dan cat minyak. Aku kumpulkan hayalku akan wajah cantiknya, lalu goresan mulai tercipta. Satu jam... Dua jam... Tiga jam Sampai sepuluh jam berlalu. Dan jreng jreng.....ahirnya lukisan itu selesai. [caption id="attachment_204713" align="aligncenter" width="300" caption="koleksi pribadi"][/caption] Ternyata aku memang gak bisa melukis wakakaka. Dan aku baru ingat, untuk lulus TK pun, aku harus nyogok hahaha.

*Jam 8 malam Apalagi ya? Waduh...bingung dah. Mikir..mikir...dan..dapat, puisi cinta !. Berbekal segelas kopi dan sebungkus rokok, aku mulai memainkan imajinasiku. Diksi indah mulai mengalir dikepalaku, siap untuk dituliskan. Seperti sejuknya embun yang tak sabar untuk menempel di dedaunan. Aku tersenyum sendiri, dia pasti sangat bahagia membaca puisiku...bahagianya hingga membuat Alia mengecup bibirku...aughh. Setelah menghabiskan sebungkus rokok dan segelas kopi, ahirnya lahirlah sebuah masterpieceku.

" Andai kau jadi bunga... Aku jadi kumbangnya"

Halah...emangnya aku mau ngerayu nenek nenek wakakaka.

*Jam 10 malam. Sumpah dah...aku jadi galau. Lalu aku teringat akan temanku, Andee. Bukankah dia sudah pulang dari Korea. Aku pernah meminta Andee untuk membelikan celana dalam buat Alia. Aku ingat saat Andee mengejekku karena hanya membelikan celana dalam buat Alia. Buatku gak masalah, karena Alia sangat tergila gila dengan budaya K-POP dan yang berbau Korea, yang penting kan, tuh celana beli di Korea. Sepertinya, ini saatnya memberikan hadiah romantis buat Alia. Segera aku ambil gadget mewahku, Nokia 5110, untuk menelpon Andee.

"Hallo bro...ini gue Elang, pesenan celana dalam buat Alia loe bawa kan?" "Waduh...sorry banget bro" "Apa!! loe gak beliin pesanan gue?". Aku mulai gusar. "Gue beli sih..tapi..." "Tapi apaan?" "Udah gue pake bro....abis gue naksir ama renda rendanya" Dasar banci kambuhan. Buyar dah rencanaku buat kasih surprise ke Alia.

*Jam 11 malam Nyerah...nyerah dah...bakalan diputus neh sama Alia. Lalu aku duduk diteras rumah untuk menenangkan diri. Oh My God...help me please, beri aku ide...jangan sampai aku kehilangan dirinya. Tiba tiba, seberkas cahaya menerpa wajahku. Aku terpana...apakah ini ini ilham, ide atau pertanda?. "Aihh...belum bobo mas Elang?" Ternyata suara Winche, waria yang merangkap petugas ronda menyapaku sambil mematikan lampu senternya yang mengenai wajahku. "Eh...belum mbak, gak bisa tidur" "Ough tumben...biasanya sibuk dengan komputer...apa mau ike temenin aza ya cin" rayu Winche

YA...KOMPUTER !! Uhuyyy...lalu aku berlari kedalam rumah dan meninggalkan Winche yang kecewa karena gagal merayuku.

Segera aku menghidupkan komputer dan membuka Skype, aku hubungi guru spiritualku Eyang Bain Saptaman yang sedang bertapa di Yogyakarta. Dan aku mulai chat dengan beliau.

"Sorry Eyang...murid mohon petunjuk ...btw, murid lagi ganggu tapa eyang gak neh?" "Murid semprul...apa loe gak liat gue lagi indehoy ama bini muda gue? ganggu eyang lagi asik aja" "Ya maap deh eyang...abis ini darurat...biasalah, soal cewek hehehe" "Udah deh...gak usah banyak cingcong...lansung to the point aja! bini gue udah gak tahan neh" Lalu aku menceritakan semua permasalahanku dengan Alia.

"Murid bodoh...itu mah gampang. Apapun yang loe lakuin dengan ketulusan hati buat si dia, itu sudah merupakan hal yang romantis...paham loe?" "Ohh..gitu ya....ntar deh murid coba renungkan...oh ya eyang, ada satu hal lagi!" "Apa lagi sihh!!!" teriak Eyang Bain. "Nanti pas Eyang indehoy, direkam ya...kirim ke murid, buat belajar hehehe" "Semprulll!!" lalu Eyang menutup chatnya.

*Jam 1 dinihari Aku merenungi semua perkataan Eyang Bain. Dan ahirnya aku paham apa yang harus kulakukan.. Segera aku hubungi Andee kembali. "Ndee...gue gak mau tau, pokoknya loe copot dah itu celana dalam buat Alia, lalu kirim segera ke rumahnya!!" "Tapi bro...gak dicuci dulu neh?...udah seminggu gue pake!" "Gak ada waktu...langsung bungkus dan kirim!" "Ok bro...beres dah" Setelah itu, akupun berangkat tidur.

*Rumah Andee, jam 6 pagi. Andee tampak sedih harus berpisah dengan celana dalam kesukaannya. Tapi mau gak mau, dia harus menuruti permintaan sahabatnya. Bukankah celana dalam ini memang Elang yang pesan buat kekasihnya, Alia. Perlahan dilepaslah celana dalam yang sudah dipakainya selama seminggu. Dia gak mau persahabatannya dengan Elang rusak hanya karena selembar celana dalam.

Tapi Andee binggung, bagaimana caranya membuat celana dalam itu terlihat seperti baru. Dalam kebingungan, matanya tertuju pada panci baru yang dia beli di Korea buat emaknya. Dicopotnya label pada panci, kemudia dipasang ke celana dalam. Ah...masa bodoh, Alia gak bakalan tau, dia kan gak bisa bahasa Korea, jadi gak bisa bedain mana label panci dan mana yang celana dalam, pikir Andee sambil ngakak. Lalu dibungkusnya celana dalam itu dan diberi sedikit pewangi. Setelah selesai membungkus, Andee berangkat ke rumah Alia untuk memberikan hadiah itu.

*Jam 10 pagi Bel rumahku berbunyi. Aku mengintip dari tirai untuk melihat siapa yang datang dan ternyata Alia. Aku jadi gugup dan merasa bersalah. Perlahan aku membuka pintu, Alia pun masuk dan langsung memelukku, kemudian mencium bibirku dengan hangat.

"Elang...makasih ya sayang...ternyata kamu cowok romantis" ujar Alia setelah melepaskan ciumannya. Aku tersenyum, ternyata hadiah celana dalam manjur juga. "Tau gak, aku sudah lama pengen celana dalam model itu...apalagi dari Korea...ternyata kamu tau benar keinginanku". "Aku lakukan itu untukmu sayang" ucapku diplomatis. "Saat aku terima hadiahmu lewat Andee, aku seneng banget....begitu tau isinya celana dalam, langsung deh aku cium hadiah darimu...trus langsung aku pakai sekarang juga dan eh...Elang...Elang...koq diem aja sih sayang?" Tiba tiba aku merasa mual.

***

13505500951603040907
13505500951603040907

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun