Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Cinta Biasa

7 November 2011   13:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:57 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah seminggu rumah ini sepi tanpa ada tawa canda Zee. Tanpa ada kehadiran Widya.
Aku merindukan mereka. Aku rindu ucapan Zee yang terbata bata padaku.

Sinar mentari pagi memasuki kamarku. Kubuka mataku sebentar dan kulihat jam di dinding.
Ahhh... pagi yang sepi, gumanku sambil kembali memejamkan mata. Sayup terdengar suara yang selalu aku rindukan...
”Pa..pa” Kata kata itu kembali membangunkan tidurku.
Kulihat Zee bersama Widya sudah berada di sampingku.
“Wid...kamu?” ucapku heran.
“Pagi Lang...maaf ya membangunkan tidurmu”
“Bukankah kamu sudah pergi bersama Wawan?”
“Aku tak jadi pergi..di perjalanan aku selalu memikirkanmu sampai kemudian aku meminta Wawan mengantarku ke rumah orangtuaku...saat jauh darimu, kucoba memikirkan apa yang sebenarnya aku cari...dan yang aku cari sebenarnya ada padamu Lang”
Kemudian Widya memelukku erat. Dan aku...

Orang bijak bilang, siapakah pasangan terbaik di dunia...jawabnya, air mata dan senyum.
Mereka jarang bertemu, tetapi jika bertemu...itu adalah saat terbaik dalam hidup kita.
Dan aku merasakannya.

Tamat

*Dedicated to Rhashalia Widya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun