Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Dongeng dari Negeri Jepang?

3 Mei 2014   23:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:54 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dahulu kala, di sebuah desa kecil di Jepang, ada seorang gadis penjual sayuran. Gadis penjual sayuran itu bernama Sukhabawa Sayuri. Dia tinggal dengan ayahnya yang sudah tua. Ayahnya seorang nelayan yang bekerja mencari ikan, nama ayahnya Kuchari Ikane.


Setiap pagi, Sukhabawa Sayuri berkeling untuk menjual sayuran dan ikan hasil tangkapan ayahnya. Saat menjelang siang, dia pulang ke rumah untuk memasak dan mengurus rumah.

Sukhabawa Sayuri adalah gadis yang cantik, banyak lelaki di desa itu yang ingin meminang dirinya, tetapi dia menolak. Bahkan dia menolak, saat ada orang kaya pemilik toko grosir yang bernama Kitakasi Murasaja datang melamarnya. Begitu juga dengan lamaran pemilik laundry di desa yang bernama Kusabuni Itunoda, dia dengan halus menolaknya.

Sebenarnya Sukhabawa Sayuri sudah jatuh hati dengan seorang pemuda tampan di desanya. Dulu waktu berjualan, dia sering diganggu oleh gelandangan pasar yang bernama Tyada Ruma, tetapi datanglah seorang pemuda tampan itu untuk menolongnya. Sejak saat itu, Tyada Ruma tidak lagi mengganggunya.

Ya, dia telah jatuh hati dengan penolongnya dan berharap suatu saat kelak, dia bisa menikah dengan pemuda itu. Sayangnya, pemuda itu hanya seorang pengangguran, tidak memiliki pekerjaan. Nama pemuda tampan itu adalah Takada Gaji. Ayahnya tidak menyetujui hubungannya dengan Takada Gaji, karena pemuda itu hanya seorang pengangguran. Dan hal itu membuat Sukhabawa Sayuri sedih.

***

Suatu ketika, kerajaan sedang dilanda musibah, putera mahkota yang tampan sedang sakit. Tidak ada yang mampu mengobatinya. Bahkan tabib istana yang bernama Kuobati tak sanggup mengobatinya. Kaisar pun gundah melihat keadaan putranya, apalagi putranya adalah calon pewaris tahta.

Kaisar pun berunding dengan penasehat kerajaan yang bernama Takashi Masukan, untuk mencari jalan keluar. Takashi Masukan pun memberi saran, agar berita tentang sakitnya putra mahkota disiarkan ke seluruh negeri.
Dengan segera, kaisar pun membuat pengumuman ke seluruh negeri

Barang siapa yang bisa menyembuhkan putra mahkota, maka :
Jika dia wanita, maka akan diambil menjadi isteri oleh putra mahkota.
Jika dia lelaki, maka istrinya yang akan diambil.

Berita tentang sakitnya putera mahkota pun sampai di desa kecil itu. Kuchari Ikane yang mendengar berita tersebut segera memberitahukan kabar itu pada anaknya.

"Sayuri anakku, coba kamu ikut sayembara itu, siapa tau kamu bisa berjodoh dengan pangeran"

"Tapi ayah, aku hanya mencintai Takada Gaji"

"Cinta? Lupakan kekasihmu yang pengangguran itu! Sekarang pergilah ke istana! coba obati pangeran, setidaknya itu bentuk bakti kita sebagai rakyat terhadap kaisar"

Sukhabawa Sayuri menuruti perintah ayahnya. Dia tidak bisa menolak, sebagai rakyat, dia harus berbakti pada kaisar, titisan Dewa Matahari.

***

Sesampainya di istana, Sukhabawa Sayuri segera menghadap kaisar. Dia lalu menceritakan tujuannya datang ke istana. Sang kaisar segera mempersilahkan Sayuri untuk mengobati puteranya.
Di dalam kamar, tampak sang pangeran sedang tertidur dengan perut yang terlihat membesar.

"Seorang tabib dari tanah Jawadwipa yang bernama Guntur Bumi berkata, jika puteraku kena teluh" ucap sang kaisar.

"Sepertinya bukan yang mulia, ayah saya pernah sakit seperti ini. Mohon hamba diberi waktu sendiri untuk mengobati sang pangeran" ucap Sayuri.

"Waktu dan tempat saya persilahkan" ucap pak RT kaisar.

Sayuri segera meramu masakan sebagai obat untuk sang pangeran. Dia mencampurkan berbagai jenis sayuran sebagai bahannya. Setelah selesai, Sayuri membangunkan sang pangeran untuk meminum ramuannya. Sang pangeran terkejut saat membuka matanya, dia melihat seorang gadis cantik laksana dewi ada di sampingnya.

"Apakah saya sudah ada di surga, dan kau seorang bidadari surga?" tanya pangeran.

"Pangeran masih ada di dunia, sekarang coba ramuan ini" ucap Sayuri.

Lalu Sayuri dengan telaten menyuapi sang pangeran. Tak berapa lama, ramuan di mangkok telah habis.

"Sekarang pangeran istirahatlah dulu!"

Pangeran pun kembali beristirahat, sementara Sayuri memijat kaki sang pangeran. Pangeran tidur dengan lelapnya, tak terasa hingga tiga jam telah berlalu. Tiba tiba, pangeran bangun dan mengeluh

"Aduhhh....perut saya mules!" teriak sang pangeran.

Pangeran segera berlari menuju kamar kecil, sementara Sayuri segera keluar dari kamar. Di luar kamar, tampak kaisar tengah menunggu dengan cemas. Tak berapa lama, pangeran keluar dari dalam kamar dengan tersenyum walaupun wajahnya masih agak pucat, tapi perutnya sudah mengempis.

"Anakku! Bagaimana keadaanmu nak?" tanya kaisar.

"Lega sekali ayah!" jawab pangeran.

Kemudian kaisar memeluk anaknya dengan suka cita. Kaisar lalu bertanya pada Sayuri

"Sebenarnya pangeran sakit apa?"

"Pangeran cuma susah buang air besar, terlalu sering makan daging dan jarang makan sayuran atapun ikan, padahal itu bagus buat kesehatan" jawab Sayuri.

Lalu sang kaisar memerintahkan agar seluruh rakyat untuk makan sayur dan ikan. Sejak saat itulah, rakyat Jepang suka sekali makan ikan dan sayuran.

***

"Sebagaimana janjiku, maka kamu akan saya nikahkan dengan putraku" ucap kaisar.

"Ampun yang mulia, tapi hamba sudah punya kekasih, hamba tidak bisa menikah dengan pangeran" ucap Sayuri pelan.

Mendengar ucapan Sayuri, sang pangeran pun bersedih. Dia sudah jatuh hati pada Sayuri, jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan kaisar pun melihat kesedihan di mata putranya.

"Kalau begitu, bawa kekasihmu ke sini. Aku ingin melihat seberapa besar cintanya padamu dibandingkan dengan cinta putraku padamu!" ucap kaisar dengan bijak.

Lalu kaisar memerintahkan beberapa prajurit untuk menjemput Takada Gaji. Esoknya, Takada Gaji dan Sayuri datang menghadap kaisar.

"Hey Takada! apa kau benar mencintai Sayuri?" tanya kaisar.

"Benar yang mulia, hamba sangat mencintai Sayuri"

"Lalu jika kalian menikah, dengan apa kau menghidupi Sayuri, bukankah kamu seorang pengangguran?"

"Hamba akan memberinya cinta, hidup hanya dengan cinta, makan pun sepiring berdua"

"Ahh...lebay sekali kau Takada! hidup tak cukup hanya dengan cinta, hidup perlu juga makan...perlu juga uang" ucap kaisar.

Kali ini Takada Gaji diam, dia tidak menjawab. Kemudian kaisar berkata kembali...

"Aku tawarkan padamu uang emas, tapi kau harus tinggalkan Sayuri atau kamu pilih Sayuri, tapi tidak dapat uang seperakpun, bagaimana?".

"Pilihan yang sangat mudah. Hamba jelas pilih uang dong, hamba bisa kaya, toh hamba bisa cari gadis yang lain" ucap Takada mantap.

Sayuri menangis mendengar jawaban Takada, dia tidak menyangka jika Takada lebih memilih uang. Ternyata selama ini dia terbuai janji dan ucapan Takada.

"Baiklah, ini uang emas untukmu. Seandainya kamu memilih Sayuri, bukan hanya Sayuri yang kau dapatkan, tetapi aku juga akan memberi uang yang lebih banyak dari ini" ucap kaisar sambil memberikan sekantung uang emas.

Lalu Takada pamit dan undur diri setelah menerima sekantung uang. Sayuri masih menangis karena rasa kecewa. Kaisar pun mencoba menghibur Sayuri.

"Sudahlah, jangan menangis lagi. Lelaki seperti itu tak pantas kau tangisi. Masih ada pangeran yang begitu mencintaimu, menikahlah dengan putraku, cobalah belajar mencintainya, maukah?"

Sayuri terdiam mendengar ucapan kaisar, ya...dia bisa belajar mencintai. Perlahan Sayuri menganggukan kepalanya.

Akhirnya, pernikahan pangeran dan Sukhabawa Sayuri dilaksanakan dengan meriah. Mereka hidup berbahagia. Karena ketulusan hati, kebaikan dan perhatian dari sang pangeran, lambat laun, Sayuri bisa mencintai bahkan sangat mencintai pangeran.
Benar kata pepatah Jepang, witing tresno jalaran seko kulino, cinta datang karena terbiasa.

***
Tamat

Met weekend
Elang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun