Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Dongeng dari Negeri Jepang?

3 Mei 2014   23:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:54 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi ayah, aku hanya mencintai Takada Gaji"

"Cinta? Lupakan kekasihmu yang pengangguran itu! Sekarang pergilah ke istana! coba obati pangeran, setidaknya itu bentuk bakti kita sebagai rakyat terhadap kaisar"

Sukhabawa Sayuri menuruti perintah ayahnya. Dia tidak bisa menolak, sebagai rakyat, dia harus berbakti pada kaisar, titisan Dewa Matahari.

***

Sesampainya di istana, Sukhabawa Sayuri segera menghadap kaisar. Dia lalu menceritakan tujuannya datang ke istana. Sang kaisar segera mempersilahkan Sayuri untuk mengobati puteranya.
Di dalam kamar, tampak sang pangeran sedang tertidur dengan perut yang terlihat membesar.

"Seorang tabib dari tanah Jawadwipa yang bernama Guntur Bumi berkata, jika puteraku kena teluh" ucap sang kaisar.

"Sepertinya bukan yang mulia, ayah saya pernah sakit seperti ini. Mohon hamba diberi waktu sendiri untuk mengobati sang pangeran" ucap Sayuri.

"Waktu dan tempat saya persilahkan" ucap pak RT kaisar.

Sayuri segera meramu masakan sebagai obat untuk sang pangeran. Dia mencampurkan berbagai jenis sayuran sebagai bahannya. Setelah selesai, Sayuri membangunkan sang pangeran untuk meminum ramuannya. Sang pangeran terkejut saat membuka matanya, dia melihat seorang gadis cantik laksana dewi ada di sampingnya.

"Apakah saya sudah ada di surga, dan kau seorang bidadari surga?" tanya pangeran.

"Pangeran masih ada di dunia, sekarang coba ramuan ini" ucap Sayuri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun