"Tapi ayah, aku hanya mencintai Takada Gaji"
"Cinta? Lupakan kekasihmu yang pengangguran itu! Sekarang pergilah ke istana! coba obati pangeran, setidaknya itu bentuk bakti kita sebagai rakyat terhadap kaisar"
Sukhabawa Sayuri menuruti perintah ayahnya. Dia tidak bisa menolak, sebagai rakyat, dia harus berbakti pada kaisar, titisan Dewa Matahari.
***
Sesampainya di istana, Sukhabawa Sayuri segera menghadap kaisar. Dia lalu menceritakan tujuannya datang ke istana. Sang kaisar segera mempersilahkan Sayuri untuk mengobati puteranya.
Di dalam kamar, tampak sang pangeran sedang tertidur dengan perut yang terlihat membesar.
"Seorang tabib dari tanah Jawadwipa yang bernama Guntur Bumi berkata, jika puteraku kena teluh" ucap sang kaisar.
"Sepertinya bukan yang mulia, ayah saya pernah sakit seperti ini. Mohon hamba diberi waktu sendiri untuk mengobati sang pangeran" ucap Sayuri.
"Waktu dan tempat saya persilahkan" ucap pak RT kaisar.
Sayuri segera meramu masakan sebagai obat untuk sang pangeran. Dia mencampurkan berbagai jenis sayuran sebagai bahannya. Setelah selesai, Sayuri membangunkan sang pangeran untuk meminum ramuannya. Sang pangeran terkejut saat membuka matanya, dia melihat seorang gadis cantik laksana dewi ada di sampingnya.
"Apakah saya sudah ada di surga, dan kau seorang bidadari surga?" tanya pangeran.
"Pangeran masih ada di dunia, sekarang coba ramuan ini" ucap Sayuri.