Mohon tunggu...
elang bijak
elang bijak Mohon Tunggu... -

hghgbhgjh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cara Lain Melihat Alam Semesta

2 Desember 2010   14:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:05 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tuhan sangat pemurah dan Maha Kaya, diberikannya kepada kita begitu banyak cara melihat jagat raya, dibawah ini barangkali  dapat anda pertimbangkan sebagai sebuah pemahaman yang lain, walau mungkin banyak orang telah pernah berpikir seperti ini, tetapi saya mencoba menulis ini dalam cita rasa sastra. :)


Esensi 1:

setiap kita adalah sebuah frame berdimensi tiga
bersama alam semesta kita adalah sebuah kesatuan
sebuah matahari yang bersinar diwaktu pagi
adalah matahari yang diciptakan untuk kita
sebuah matahari yang bersinar diwaktu sore
adalah matahari yang berbeda diwaktu pagi

tetapi Tuhan mencipta kita begitu sempurnanya
sehingga kesan pagi dan sore adalah matahari yang sama
bagai putaran yang sempurna sebuah pelita
menciptakan kesan lingkaran cahaya yang utuh

setiap kita menjadi di setiap saat
berjuta-juta kita diciptakan detik demi detik
begitu cepatnya putaran waktu
sehingga tiada yang menyangka...
bahwa piala yang dibuat ditangannya
sebenarnya hanyalah ciptaan Tuhan disuatu saat
bahwa sebuah ide yang lahir dalam pikirannya
hanyalah sebuah titik yang diciptakan Tuhan dalam jejala syarafnya

piala, kita dan alam semesta...
hanyalah sebuah frame dalam suatu saat
dan kesadaran manusia tertipu oleh sempurnanya penciptaan

(elangbijak,2des2010,yogya)

Esensi 2:

adakah yang pernah menyadari...

bahwa metafora yang tertulis dalam sebuah puisi

adalah sama saja dengan bentang alam semesta.

hanya saja bentang ini..

adalah metafora yang tertulis dalam kalimat berdimensi empat

dimana tintanya berupa materi dan energi

sedang lembarnya adalah ruang dan waktu.

betapa besarnya makna yang diwakili oleh alam semesta..

dan Tuhan tidak merasa segan untuk membuat perumpamaan (metafora)

yang lebih rendah lagi...

hanyalah Dia yang kalimat-Nya tidak tertandingi dalam berbagai ukuran dan makna.

(elangbijak,11sept2010,ponorogo)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun