Petaka itu datang begitu saja
Berawal dari mimpi yang buta
Gugur Nur dari genggam cinta
Tiada tanya yang patut dikata
      Ia termakan oleh hasutan karma
      Dari orang tua yang dilema
      Hingga anak yang sengsara
      Menanggung aib yang durjana
Oh Nur ku yang malang
Peluklah aku dalam kabut petang
Jangan kau mengelak takdir yang
Matamu kosong dan gersang oh sayang
Merangrang ...
      Jangan kau hilang dan buang
      Kenang yang kita rajut dari ruang
      Hingga membukit nafsu jalang
      Kau tendang aku jauh kejurang
Ku abadikan goresan sembilu ini
Suatu saat ketika kau kembali
Aku selalu menerimamu lagi dan lagi
Walau tenggelam berulang kali
      Aku dan dosa ku Nur
      Masih membekas bagai ujur
      Semakin mengeras dan terlanjur
      Tersiksa asa, bersalah aku hancur
Nur, ampuni aku
Peluklah aku apapun keadaanmu
Malu dan ragu bukan kuasamu
Benci dan mati bukan watakmu
      Nur, ampuni aku
      Kembalilah kerumah kita
      Yang telah kita bangun bersama
      Dengan kesederhanaan suka dan duka
Aku telah mati
Sebelum Tuhan menciptakan kematian itu sendiri
Sejak kau pergi
Dari bilik pintu yang sering kau berdiri
      Aku hampa
      Aku kosong tak bernyawa
      Lukisanku mati
      Tulisanku mati
      Otak-otakku menggila
      Dan hatiku sengsara
      Aku menggigil dalam do'a
      Sujudku usam dan percuma
Dosaku terus menanggih
Janji manis yang ku lirih
Dari ragu aku merintih
Kau pergi aku bersedih
      Nur...
      Aku ujur
      Gila dan terkujur
      Menanti Tuhan namun tak manjur
Sedetik bagaikan setahun
Bagaimana aku bisa melalui hari
Jika sepanjang itu aku sendiri
Apalagi ketidak pedayaan ini
Aku mati
Ingin pergi
Menyepi
Sendiri
Mampus termakan sunyi
Nur... kembalilah
Aku selalu menunggu sampai entah
Aku telah
Aku pasrah
Nur... pergilah
Aku kalah
Aku
Aku tak dapat
Aku tak rela
Kau sendiri
Menyiksa batin
Kau denganku
Sengsara ribuan kali
Pergilah
Bahagialah Nur ku
Aku menyerah
Jika aku hanyalah luka
Duka bagimu kini dan kelak
Aku tak memaksamu
Aku tak
Aku
Aku sungguh
Aku ragu tapamu
Aku takut bersamamu
Aku takut engkau terluka
Lagi, lagi dan lagi kau menderita
Aku tak pantas untukmu
Yang penuh kasih dan aku
Aku adalah sisa-sisa dari binatang jalang
Meski bukan dari kumpulan yang terbuang
Namun aku
Aku bagai iblis bagimu
Tak pantas mendapat belas kasih
Aku pantas kau siksa
Dosa-dosaku terlalu melangit
Aku pantas meski aku ragu
Aku ragu tanpamu
Aku takut bersamamu
Aku
Aku tak dapat menjelaskan apapun lagi
Kau terluka dan terluka setiap hari
Apalagi iblis sepertiku
Aku
Aku kalah oh Nur ku sayang
Biarkan aku terbuang
Dari hatimu yang malang
Aku
Aku pasrah oh Nurku sayang
Tak ingin engkau menghilang
Dari pelukanku yang jalang
Aku
Aku takut oh Nurku sayang
Bayang-bayangmu
Aku bercumbu dengan sesal
Aku terjebak oleh khayal
Pergilah oh Nurku sayang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H