4. Nuansa pembentukan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air sangat sedikit di media sosial. Untuk mengimbangi nilai-nilai yang bertentangan dengan budaya bangsa, perlu diciptakan konten-konten menarik yang sarat nilai-nilai kebangsaan.
5. Kurikulum PKN diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri yang didukung oleh beberapa departemen terkait lainnya untuk memperkuat aspek tanggung jawab kewarganegaraan dan diperkuat dengan kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler.
6. Prestasi PKN adalah melahirkan warga negara yang bijaksana dan baik (wise and good citizen). Hal ini patut didukung di sekolah maupun di luar sekolah, namun nyatanya prestasi PKN adalah milik guru PKN dan belum menjadi tanggung jawab seluruh guru di sekolah.
  Pendidik dan orang tua diharapkan mampu menghadapi perkembangan saat ini, namun tetap mengutamakan pendidikan moral dan karakter. Selain internet, televisi juga dapat menjadi permasalahan dalam pendidikan moral dan karakter anak bangsa, banyak program-program yang tidak berguna dan ketinggalan jaman dapat menimbulkan permasalahan yang serius pada moral dan karakter anak.
Orang tua harus memantau hiburan dan media anak-anak mereka untuk memastikan bahwa hiburan tersebut sesuai dengan usia dan kontennya sesuai untuk ditonton. Orang tua dan pendidik diminta bekerja sama agar bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk masa depan anak. Guru dapat mengajarkan siswa tentang blogging atau desain untuk meningkatkan kreativitas siswa dan mengisi waktu luang untuk memanfaatkannya dengan baik. Pendidikan kewarganegaraan yang ada saat ini karena dinilai kurang bermanfaat dalam melawan arus persaingan. usia milenial.
   Dalam dunia pendidikan, kebanyakan orang lebih memandang nilai-nilai pembelajaran dibandingkan nilai-nilai moral seseorang dan ingin mengetahui apakah nilainya bagus atau tidak, alih-alih mempermasalahkan apakah nilainya diperoleh dengan jujur atau tidak. Inilah pola pikir masyarakat yang harus diubah, masyarakat yang terpelajar dan bermoral akan membangun negara yang lebih baik dari Indonesia dan agar masyarakat berpikir ulang dan takut terhadap penyebaran berita bohong serta mampu memfilter berita bohong mana dan apa. . adalah berita nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Ubaedillah, A., & Rozak, A. (2013). Pendidikan kewarga (negara) an; Pancasila, Â
demokrasi, HAM, dan masyarakat madani. Jakarta: Prenada Media Group.
Vesha,N. dan Dinie,A.(2020).Pendidikan Kewarganegaraan dalam MenjawabÂ
Tantangan masa depan Bangsa Ditengah Arus globalisasi. Jurnal Pendidikan dan Konseling,3(2),1-8.