Mohon tunggu...
taufiqelhida
taufiqelhida Mohon Tunggu... Penulis - orang gila

Penulis Penggambar Pemula

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(ECR #5) Rangkat I'm In Love

29 Oktober 2012   17:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:14 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Rangkat I'm in love "

Oleh : Zaa



Mungkin inilah momen yang tepat untuk aku berkunjung ke Desa Rangkat untuk menemui calon mertuaku dan bersilaturahmi dengan tetangga-tetangganya yang menurut cerita kekasihku mereka sangat ramah dan penuh cinta.Di saat orang-orang sibuk menyembelih kambing qurban, maka akupun sibuk memantapkan langkahku menuju Desa Rangkat, desa yang memiliki bukit naras dan lembah fiksi yang pesonanya telah menjeratku selama ini.

"Assalamu'alaikum..." Di depan pintu rumah calon mertuaku.
Jujur, ada ragu dan takut yang menggelayuti perasaanku.
Namun keraguan dan ketakutanku itu hilang dalam sekejap saat kulihat senyum ramah penuh cinta milik calon bunda mertuaku.

"Wa'alaikumussalam.. Nak Zaa?! Silahkan masuk Nak.." Ucap calon bunda mertuaku dengan sangat ramah, dan saat aku masuk ternyata calon ayah mertuaku sedang duduk di sofa.

"Terimakasih Bunda, maaf tidak memberi tahu dulu kalau saya akan berkunjung." Ucapku sambil mencium tangan beliau, lalu beralih kepada calon ayah mertuaku.
"Silahkan duduk Nak Zaa..." Sambut ayah mertuaku sembari membenarkan kacamata tebalnya dan menggeser posisi duduknya.

Aku lalu duduk di sofa sambil kuedarkan pandanganku mencari sosok yang kurindukan.
"Hm, di mana kekasihku itu ya, bikin kangen aja," gumamku dalam hati hingga tanpa sadar melahirkan mimik gelisah pada wajahku. Sepertinya bunda mertuaku membaca kegelisahanku. Sehingga beliau segera memanggil kekasihku yang ternyata berada di dalam kamarnya.

"El, kesini cepat!!" Teriak calon bunda mertuaku.
"Iya sebentar bunda, aku membereskan buku-buku dulu." Jawab kekasihku dari dalam kamarnya.
"Buruan El, ini ada yang datang mencari kamu!" Seru calon bunda mertuaku sambil senyum ke arahku. Aku tersipu malu.
"Siapa Bunda?!" Kembali terdengar suara kekasihku. Itu sedikit membuatku kesal karena dia tidak juga segera keluar, tetapi aku mencoba untuk tenang sebab tujuanku ke sini untuk memberinya kejutan.

"Zaa?!" Kekasihku terkejut, kutemukan binar tak percaya penuh rindu dari tatapan matanya. Ada bintang bercahaya terang di raut wajahnya.
Itu bertanda aku telah berhasil memberinya sebuah kejutan.

"Kenapa tidak bilang dulu kalau mau datang kesini Oi? Aku kan bisa menjemputmu." Tanya kekasihku masih dengan nada ketidak percayaannya, dan aku sangat puas dengan apa yang telah aku lakukan yaitu memberinya kejutan.

"Bukan kejutan namanya kalau ngasih tahu dulu." Jawabku.

"Kejutan yang indah Oi, terimakasih telah bersedia datang ke rumahku." Timpalnya dengan senyum yang khas.

"Silahkan diminum dan dicicipi kue Idul Adhanya Nak Zaa, ini bunda yang bikin loh."
Calon bunda mertuaku meletakkan minuman dan makanan di meja, dengan sigap aku membantu beliau meletakan piring yangg berisi kue ke atas meja sehingga bunda tidak terlalu lama merunduk.

"Terimakasih Bunda, jangan merepotkan." Kataku malu-malu.
Jujur aku salut kepada beliau, di sela-sela kesibukannya beliau masih bisa menyempatkan waktu untuk membuat makanan seenak ini, pantas saja banyak yang memesan masakan padanya karena ternyata memang sangat enak makanan buatan calon bunda mertuaku ini.

"Habis ini kita ke rumah calon bunda angkatmu  ya Nak Zaa, barusan Bunda sudah memberitahukan Jeng Enggar tentang kedatanganmu. Di sana akan sudah  menunggu warga Rangkat untuk menyambut kunjungan Nak Zaa ke desa ini yang disiapkan oleh Jeng Enggar." Tutur bunda.

Aku setuju meski hatiku bertanya-tanya tentang apa dan bagaimana sambutan yang bunda maksudkan, sebab pikirku aku bukan pejabat yang datang ke sebuah desa untuk memberikan bantuan atau apalah itu sehingga harus diberi sambutan.

"Sudah menjadi tradisi di Desa Rangkat ini, bila ada warga baru harus disambut dan diajak berkeliling desa untuk berkenalan dengan warga yang lain." Lanjut bunda panjang dan lebar kali tinggi seolah menjawab pertanyaan hatiku, tanpa sadar aku manggut-manggut sebagai tanda kalau aku mulai paham.

"Jangan takut Oi, banyak cinta di sini untukmu." Kekasihku meyakinkanku, dan itu membuatku sedikit tenang.

"Insya Alloh tidak yoonk." Jawabku mantap sambil tersenyum berharap kecemasan segera hilang dari raut wajahku.

Kuikuti langkah calon bunda mertuaku dengan debar yang kian menjadi. Dari jauh kulihat di beranda rumah tengah berdiri dan tersenyum ke arahku calon bunda angkatku yaitu Bunda Enggar dengan beberapa warga yang sudah menunggu. Dan itu kian membuatku gugup bukan kepalang.

"Duh Gusti kayak pejabat saja aku hari ini." Gumamku dalam hati.

Langkah kami semakin dekat, dan debaran di dadaku makin hebat kurasakan.
Tiba-tiba saja aku menjadi orang yang tidak percaya diri ketika kubayangkan diriku berada di antara mereka. Sepertinya mereka begitu penasaran kepadaku, atau mungkin mereka hanya sebatas ingin tahu saja tentangku lalu setelah itu berlalu begitu saja.
Diterimakah kehadiranku di desa ini atau bahkan tak diharapkan sama sekali? Ah. Aku kian kalut oleh pikiranku sendiri.

"Selamat datang di Desa Rangkat Dhenok Zaa..." Sambut calon bunda angkatku dengan ramah sembari memeluk dengan penuh kehangatan dan cinta.

"Terimakasih Bunda..." Aku mulai terharu dan semakin terharu saat pelukan yang tak kalah hangatnya kudapatkan dari Mommy, Dorma, Cici Jingga, Mbak Asih, Mbak Sekar dan yang lainnya yang aku lupa menghafal satu persatu namanya. Aku terlalu lena dalam haru sampai-sampai aku pun tidak menyadari kapan perginya segala rasa takut, gelisah dan ragu yang tadi sempat menyerang hatiku.
Kehangatan dan keramahan mereka membuatku lupa pada gugup yang tadi hampir menghancurkan kepercayaan diriku.

"Terimakasih untuk anugerah ini yaa Alloh.." Syukurku dalam hati, haru dan bahagia menjadi satu. Tak sanggup aku melukisnya, rasanya terlalu anggun sebuah kata-kata untuk menerangkan kehangatan yang dibangun dari cinta sederhana berbalut ketulusan yang terlahir dari hati para warga Rangkat.

"Semangat datang di Desa Rangkat!" Sambut Pak Edy Priyatna yang kekasihku bilang beliau adalah sesepuh sekaligus Ketua Rw, sembari menyalamiku dengan menyimpan tangan di dadanya, menyusul kemudian Ayah Windu. Yang membuat aku semakin bangga dan bahagia adalah, ternyata jagoannya Desa Rangkat yaitu  Mas Kades Hans dan Pak Rt. Ibay juga ikut menyambut kedatanganku.
Ini luar biasa, sangat indah. Cinta sederhana yang mereka berikan untukku dikunjungan pertamaku ke Desa Rangkat ini meninggalkan jejak yang mungkin sukar terhapus dalam ingatanku. Aku terharu.

***

"Sudah sore Oi, mau nginep apa mau pulang?"
Kekasihku menyadarkanku dari keharuan ini, bahwa aku harus menyudahi pertemuan ini, sebab masih akan ada episode-episode cinta sederhana setelah kami menikah nanti.

"Pulang saja.." Jawabku lirih, "tidak baik seorang perempuan menginap di rumah seorang lelaki yang belum halal baginya," lanjutku.
Rasanya terlalu cepat harus kuakhiri kehangatan cinta sederhana, yang kudapatkan dari kunjunganku ke Desa Rangkat ini.

"Baiklah kalau begitu, kita siap-siap sekarang ya Oi,,? Biar tidak kemalaman di jalan." Ajak kekasihku.
Dan akupun segera berpamitan kepada orang-orang yang memiliki wajah penuh cinta dan ketulusan itu.

"Hati-hati di jalan Nang El, Dhenok Zaa, jangan ngebut." Pesan Bunda Enggar kepada kami.
"Antarkan sampai pintu rumahnya ya El, dan sampaikan salam kami untuk keluarga dirumah ya Nak Zaa?" Sambung bunda mertuaku. Aku tersenyum takzim. Dan kulihat senyum yang ramah dari seluruh warga Desa Rangkat yang hadir melepas kepulanganku, aku hampir menitikkan airmata haru. Namun aku berusaha menahannya untuk tidak jatuh.

"InsyaAlloh Bunda, terimakasih untuk kehangatan dan keramahan ini. Sungguh Zaa tak sabar ingin segera halal menjadi warga Desa Rangkat." celotehku spontan.
Dan yang hadirpun tertawa menggoda kami.
"Ah... Rangkat.. I'm in love!"

# Oi (B. Hongkong) = Cinta.

Zaa

29-10-2012.

*note : Zaa sudah berusaha beberapa kali utnuk registrasi Kompasiana tapi selalu gagal. Akhirnya  diputuskan untuk diposting memakai akun saya (el hida) saja demi kelancaran ECR #5 episode Cinta Santri  Rangkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun