Mohon tunggu...
Rhianti Sayda
Rhianti Sayda Mohon Tunggu... -

friendly, humoris, romantis & i love photography

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Misteri Kamar Mandi

15 Juli 2015   15:02 Diperbarui: 15 Juli 2015   15:02 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                             

Menunggu adalah hal yang membosankan bagi banyak orang, termasuk aku. Satu bulan lebih menunggu visa akhirnya aku bisa berangkat lagi ke Hong Kong. Memulai kerja ditempat baru, suasana baru, membuatku sedikit nervous. Syukur semua keluarga majikanku baik semua, hingga Mrs Le menyuruhku tidur dikamar puterinya yang kini sedang kuliah di Australia.  Tak hanya luas, tetapi juga ada kamar mandi pribadinya. Mrs Le hanya berpesan jangan menggunakan lemari baju milik putrinya.

“Kamu sementara tidur dikamar ini, kamar kamu lagi diperbaiki”

“Baik Mrs Le”

Aku segera merapikan barang-barangku, lalu turun kebawah untuk menyiapkan makan malam.

Makan malam bersama sudah menjadi tradisi dikeluarga ini, dan aku pun makan bersama mereka. Tak ada rasa canggung mereka terhadapku, meski aku orang baru dirumah mereka.  Semua kerjaan sudah selesai dan aku segera naik kelantai atas, ingin rasanya segera merebahkan tubuh ini. Tapi niat itu  aku urungkan dan aku bergegas mandi.

 

Entah sudah berapa kali aku membolak-balikan bantal nan empuk ini, tapi mataku enggan terpejam. Kulirik jam dinding berbentuk hati, merah muda itu

“Hufft … Mana sudah jam dua belas tiga puluh lagi” Ucapku pelan.

Sebenarnya aku tak ingin kerja jauh dari keluarga tetapi karna himpitan ekonomi  dan  ayah sakit-sakitan, akhirnya aku memutuskan kerja ke Luar Negeri. Pengalaman kerja pertama membuatku tak kesulitan dalam komunikasi dan bekerja sekarang.

“Haduh betapa beruntungnya diriku ini mendapat Boss  yang baik sekali” Gumamku.

Lamunanku buyar, tiba-tiba aku mendengar suara aneh, seperti suara gerimis yang jatuh diatap rumah. Pelan tapi pasti.

Tikk ... Tikk … Tikkkk …

Aku beranikan diri melangkah menuju kamar mandi,  ternyata tetesan keran air, lalu aku segera menutupnya dan kembali ke tempat tidur. Belum ada lima menit aku memejamkan mata, aku mendengar suara itu lagi, kini terdengar lebih keras dan semakin menjadi-jadi, seperti ada yang membuka-tutup kran itu, benar-benar mampu menerorku.

 

 

            Kembali kulihat jam dinding itu, kali ini tepat pukul satu tengah malam dan aku masih terjaga.

Whuuushhh …

Sekelebat angin kencang masuk kedalam kamarku, menyisakan sosok putih yang melambai-lambai didepanku. Seketika itu aku terkejut

“Sial, aku hampir saja membiarkan jendela terbuka semalaman” Gerutuku sambil menutup jendela dan membenarkan tirai putih yang tersapu angin. Lalu aku kembali merebahkan tubuh mungilku di kasur besar nan nyaman ini. Perlahan mata ini mulai mengantuk dan terlelap.

 

Byuuuuuurrrr …

Suara guyuran air mengagetkanku

“Selarut ini siapa yang mandi sih? Ganggu orang saja!” Gerutuku jengkel.

Otakku mulai berfikir waras

“Tapi dari mana suara itu …?

Entahlah mengapa bibirku benar-benar tertahan. Kulirik pintu kamar mandi, kuberanikan diri mengintip dari lubang kunci pintu kamar mandi, tenyata sesosok wanita berambut panjang tengah tertunduk kaku dibawah guyuran air shower.

“Apa mungkin dia putrinya Mrs Le?” fikirku menenangkan diri dari rasa ketakutanku.

Tanpa berfikir panjang lagi, aku segera beranjak pergi. Namun baru beberapa langkah dari kamar mandi, aku dikejutkan dengan suara tangisan yang memaksaku untuk kembali.

“Kenapa Mbak? Mbak ngak kenapa-napa kan? Ada yang bisa aku bantu?” Tanyaku sedikit gugup. Dia tak menjawab pertanyaanku, malah suara tangisannya semakin menjadi.

“Tolong aku …Tolong …” Disertai rintihan tangisan

Suara gadis minta tolong  menggema mengusai kamarku. Aku benar-benar panik. sekuat tenaga aku coba rubuhkan pintu yang terbuat dari plastik itu tapi hasilnya nihil. Tangisannya mulai meredup, kulihat kembali dari lubang pintu, dan betapa terperosoknya aku saat kulihat tubuh wanita misterius itu kini tak utuh lagi. Berdiri lesu sesosok tubuh tanpa kepala, lehernya dipenuhi daging yang berantakan. Lantai  kamar mandi  berlumurkan darah segar, begitu pula dindingnya penuh cipratan darah segar.

            Tubuhku benar-benar terasa bergetar, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya dan bibirku tak bisa mengatakan apa-apa terasa kaku. Saat kucoba alihkan pandanganku ke lantai, tergeletak sebuah kepala berambut panjang dan sebuah gergaji penuh darah disampingnya.Aku terguncang hebat, ingin rasanya aku berlari keluar dari kamar ini, tapi aku sama sekali tak bisa bergerak, piyamu terjepit engsel pintu. Saat kucoba berteriak minta bantuan, suaraku tak keluar. Aku mencoba merobek piyamaku tapi tak berhasil, lalu kugigit dengan gigi akhirnya bagian belakang piyamaku berhasil robek.

“Toloooongg … “

Aku berlari sekencang-kencangnya memburu pintu keluar kamar.

Krekkkk … Kreeeekk ..Kreekkk ..

“Arrrghhhht … kenapa ngak bisa dibuka?” Aku semakin panik

 Segera ku pasang posisi kuda-kuda dan kudobrak   pintu itu dan .. Bruuuukk … tendanganku berhasil merobohkan sebelah pintu yang terbuat dari kayu.

Nafasku terasa sesak mencium bau anyir yang sangat menusuk. Tapi aku semakin menggila  dan ketakutan saat kulihat pemandangan aneh dari balik pintuku,

“Kkkkamar mandi??”

Aku semakin terheran-heran, kenapa aku masuk kamar mandi yang sama? Bukankah aku tadi menuju pintu keluar? yang membedakan tinggal kepala yang tergeletak dilantai.

Kepala berambut panjang itu pelan-pelan menoleh dan menyeringai kepadaku

“Hyaaaa …ihhh …ihhh”

Aku lari secepat kilat masuk kekamarku kembali. Aku menabrak sesuatu hingga aku tersungkur dilantaii.

“Aduhhh ..”Rintihku

Mataku mendonggok keatas, kulihat Mrs Le membawa gergaji yang berlumur darah dikamar mandi tadi.

“Kamu akan kujadikan tumbal selanjutnya, haha …haha ..”

“Jangan .. jangan …”

Aku berdiri, langkahku terseok-seok mundur menjauhi Mrs Le tapi tak ada jalan keluar lagi, aku telah berada diujung jendela. Dan fikiranku saat ini adalah loncat dari lantai dua kamar ini.

“Mau lari kemana sayang” Ucap Mrs Le penuh nafsu yang haus akan darah segar.

Tanpa berfikir lagi, aku memejamkan mata dan  loncat dari jendela.

Brrruuuukkkkk …

                                                ***

Saat aku buka mata, aku masih melihat langit-langit kamarku.

Creeeekk

Seseorang membuka pintu, langkahnya semakin  mendekatiku

“Kamu jatuh dari tempat tidur ya Wie?”

Ucap Mrs Le sambil mengulurkan tangan mencoba membantuku bangun dari lantai. Aku tersipu malu.

“hehehe .. Iya Mrs Le”  Sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal

“Kamu tidur lagi saja, masih terlalu pagi untuk bangun, aku kebetulan lewat ke dapur mendengar benda jatuh makanya aku cek ke kesini”.

Mrs Le keluar dari kamar, dan aku melanjutkan tidur

“Syukurlah, ternyata cuma mimpi” Ucapku pelan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun