Mohon tunggu...
Rhianti Sayda
Rhianti Sayda Mohon Tunggu... -

friendly, humoris, romantis & i love photography

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Misteri Kamar Mandi

15 Juli 2015   15:02 Diperbarui: 15 Juli 2015   15:02 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara guyuran air mengagetkanku

“Selarut ini siapa yang mandi sih? Ganggu orang saja!” Gerutuku jengkel.

Otakku mulai berfikir waras

“Tapi dari mana suara itu …?

Entahlah mengapa bibirku benar-benar tertahan. Kulirik pintu kamar mandi, kuberanikan diri mengintip dari lubang kunci pintu kamar mandi, tenyata sesosok wanita berambut panjang tengah tertunduk kaku dibawah guyuran air shower.

“Apa mungkin dia putrinya Mrs Le?” fikirku menenangkan diri dari rasa ketakutanku.

Tanpa berfikir panjang lagi, aku segera beranjak pergi. Namun baru beberapa langkah dari kamar mandi, aku dikejutkan dengan suara tangisan yang memaksaku untuk kembali.

“Kenapa Mbak? Mbak ngak kenapa-napa kan? Ada yang bisa aku bantu?” Tanyaku sedikit gugup. Dia tak menjawab pertanyaanku, malah suara tangisannya semakin menjadi.

“Tolong aku …Tolong …” Disertai rintihan tangisan

Suara gadis minta tolong  menggema mengusai kamarku. Aku benar-benar panik. sekuat tenaga aku coba rubuhkan pintu yang terbuat dari plastik itu tapi hasilnya nihil. Tangisannya mulai meredup, kulihat kembali dari lubang pintu, dan betapa terperosoknya aku saat kulihat tubuh wanita misterius itu kini tak utuh lagi. Berdiri lesu sesosok tubuh tanpa kepala, lehernya dipenuhi daging yang berantakan. Lantai  kamar mandi  berlumurkan darah segar, begitu pula dindingnya penuh cipratan darah segar.

            Tubuhku benar-benar terasa bergetar, jantung berdetak lebih cepat dari biasanya dan bibirku tak bisa mengatakan apa-apa terasa kaku. Saat kucoba alihkan pandanganku ke lantai, tergeletak sebuah kepala berambut panjang dan sebuah gergaji penuh darah disampingnya.Aku terguncang hebat, ingin rasanya aku berlari keluar dari kamar ini, tapi aku sama sekali tak bisa bergerak, piyamu terjepit engsel pintu. Saat kucoba berteriak minta bantuan, suaraku tak keluar. Aku mencoba merobek piyamaku tapi tak berhasil, lalu kugigit dengan gigi akhirnya bagian belakang piyamaku berhasil robek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun