Pertanyaan mendasarnya sekarang adalah, apakah Jokowi dan PDI Perjuangan mau bermanuver yang agak radikal semacam itu, mengingat PAN nampaknya akhir-akhir ini juga memainkan peran dan begitu bersemangat dengan Koalisi Indonesia Raya. Jokowi dan PDI Perjuangan harus bermain cantik dalam masalah ini, sebab tabuhan gendang dari parpol lawan politiknya sudah begitu nyaring. Sekali saja mengikuti irama yang mereka mainkan, maka akan berakibat fatal bagi PDI Perjuangan dan Jokowi. Mereka harus menggali dan memainkan peran sendiri secara praktis dan konkrit.
Belum lagi PKB yang merupakan peraih suara terbesar dari deretan parpol berbasis Islam sudah mengirimkan sinyal lebih enjoy berkoalisi dengan parpol nasionalis (antara PDI P dan Gerindra), maka Koalisi Indonesia Raya kemungkinan hanya menyisakan PAN, PKS, PPP dan PBB yang jika ditotal suaranya berdasar hitung cepat Cuma sekitar 21-22%, sebuah angka yang belum memenuhi syarat mengajukan Capres sendiri.
Saya yakin PKB tidak akan mau andil dalam poros bentukan Amien Rais tersebut, sebab para kiyai dan ulama NU tidak akan mau membiarkan mereka terjebak dalam perangkap untuk kedua kalinya dari pihak yang sama. Sinyal PKB ini nampaknya sudah disadari oleh mereka, makanya Din Syamsuddin yang entah sebagai apa dalam lingkaran Koalisi Indonesia Raya mengirimkan umpan pada PKB agar mau bergabung dengan parpol Islam yakni dengan mengusulkan agar PKB menjadi ketua koalisi. (DetikNews). Apalagi tidak ada figur yang populer dan merakyat di kalangan parpol berbasis Islam, maka ikut mereka ibaratnya hanya akan dijadikan alat menaikkan posisi tawar menawar diantara Capres yang sudah ada.
Sosok Cawapres, Kunci Kemenangan Jokowi
Tiket pencapresan sudah digenggam Jokowi, tinggal ia harus TEPAT mencari pendampingnya. Saya katakan ia harus tepat, karena banyak sekali yang selama ini mendukung Jokowi sebagai presiden masih dalam posisi menunggu meski ia sudah resmi sebagai Capres. Alasannya, menunggu siapa Cawapresnya Jokowi. Jika yang dipilih adalah figur yang menurut mereka dinilai kurang pas, maka bisa saja mereka meninggalkan Jokowi.
Sebagai contoh, ketika merebak isu bahwa Puan Maharani akan menjadi Cawapres Jokowi beberapa hari terakhir, seorang penyair di Jateng langsung membuat status dalam Facebook-nya. Bahwa jika benar Jokowi menggandeng Puan, ia akan mengampanyekan untuk tidak memilih Jokowi. Padahal sang penyair tersebut selama ini respek dan mendukung Jokowi. Ia mengatakan bahwa mendukung tidaknya ia pada Jokowi, tergantung dari siapa Cawapresnya.
Jadi, saya kira untuk tiket pencapresan Jokowi sudah aman, meski belum RESMI terdaftar di KPU, tapi hasil dari pilpres tersebut belum tentu Jokowi dan PDI Perjuangan keluar sebagai pemenang.
Minggu, 20 April 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H