Mohon tunggu...
Ekstrimis Tengah
Ekstrimis Tengah Mohon Tunggu... -

Menulis satu tahun cahaya sekali... \r\nKecuali menabrak objek yang menarik...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sidang Kopi Sianida & Masyarakat yang Gagal Fokus

15 September 2016   11:30 Diperbarui: 15 September 2016   11:40 2299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum saya memulai menulis, ingin saya sampaikan rasa prihatin & empati yang sebesarnya kepada keluarga korban, Bapak Darmawan Salihin beserta keluarganya, juga suami dari Mirna. 

Mungkin terlambat saya mengikuti perkembangan mengenai kasus sianida ini. Dan baru kemarin saya benar2 nonton seharian karena terbius dengan rasa penasaran sekaligus keheranan (itupun hanya sampai sore). Yang awalnya dipicu rasa kasihan karena sekilas membaca berita dan komen yang miring terhadap keluarga korban, terutama pak Darmawan. Seolah tak puas dengan kematian Mirna masyarakat juga ingin ikut menghakimi keluarga korban..?  Saya terkejut, ada apa dengan kasus ini? Memangnya Mirna dibunuh bapaknya?? 

Saya paham kejengkelan masyarakat melihat kelakuan tim penuntut dari JPU minggu lalu yang mau mencoba2 cara preman memenangkan kasus ini. Saya pun muak, dan bisa membayangkan jadi selama ini begini kelakuan para jaksa..? Alat bukti yang tidak matang dan dipaksakan, bekerja setengah-setengah lalu diselesaikan dengan cara preman? Untungnya akhirnya saya memutuskan untuk menonton sidang tanggal 14 Sepetember 2016 kemarin di TV, ditambah browsing2 sedikit, dan menemukan beberapa hal berikut...

Masyarakat Yang Pelupa

Mungkin karena saya mengikuti kasus ini sekali2, jarang mendengarkan celotehan pengacara terdakwa, Pak Otto Hasibuan, jadi masih segar di-ingatan saya video CCTV yang diputar di TV, bagaimana seorang terdakwa Jessica datang ke cafe 50 menit sebelum pertemuan dengan temannya, membeli segelas Vietnamese coffee (yang ternyata es kopi) tanpa mempedulikan kaya apa rasanya sebuah es kopi yang sudah cair es-nya untuk Mirna. 

Lalu duduk dan menjejerkan kantongan belanjanya di atas meja, menarik kopi tersebut ke balik kantongannya, lalu hanya Tuhan yang tahu apa yang ia kerjakan di balik sana. Lalu ia geser kembali kopi tersebut menjauh dari dia, dan segera menyingkirkan kantongan tersebut dari atas meja. Jessica duduk anteng selama hampir satu jam. 

Kemudian Mirna datang, hanya selang 1-2 menit duduk dan minum kopi tersebut, ia mengibas2 mulutnya, konon kejang2, dan akhirnya tidak sadarkan diri. Apakah anda lupa? Apakah anda buta, sampai harus repot2 cari teori baru pembunuh lain yang mungkin mengintervensi kopi tersebut...?

Apa pembelaan bapak Otto? Digembar-gemborkan beliau CCTV itu tidak asli, karena tidak jelas gerakan tangan di balik kantongan tersebut, bisa saja adegan gerak2 tangan itu  'disisipkan' oleh para ahli IT? Yah kalau mungkin sih bisa saja. Tapi kenyataan bahwa Jessica menaroh kantongan berjajar tersebut di atas meja dan menarik kopi itu ke balik tas belanja itu apa alibinya? Saya cek di youtube pembelaan Jessica saat diwawancara salah satu stasiun TV mengenai hal itu sambil ketawa2 mengatakan bahwa itu masalah kebiasaan saja meletakkan kantongan dimana pun dia mau. Dan sebagian masyarakat pun menerima saja, tidak peduli kenyataan bahwa setelah itu kopi yang digeser2nya itu akhirnya membuat Mirna meninggal, membuat Hani (temannya yang satu lagi) dan Devi (manager cafe Olivier) mual dan mabok saat mencicipi secimit kopi tersebut. 

Masyarakat Yang Senang Dikibulin

Sebagian masyarakat Indonesia itu senang sekali kalau dikasih orang pintar berbicara dengan meyakinkan dengan bahasa dewa. Tanpa menuduh apapun terhadap saksi ahli yang dihadirkan pihak Jessica, tapi yang membuat saya heran keterangan saksi ahli patologi forensik Bapak Djaja Suryaatmaja dan ahli toksikologi bapak Budiawan, yang terus mengulang-ngulang mengenai betapa tidak mungkinnya 7400mg sianida ada di dalam gelas kopi Mirna, karena itu artinya satu cafe Olievier itu bakal colaps mencium baunya. 

Seolah para ahli ini satu barisan dengan pak Otto, yang selama ini menggunakan kata2 tersebut untuk membodohi penonton dan mengaburkan fakta. Mari kita sama2 pelajari data yang ada, bahwa yang dimaksud 7400 itu adalah mg per liter! Karena untuk mengetahui isi satu gelas kopi itu seorang ahli di lab hanya mengambil 0,1 ml sample untuk dicek isi kandungannya. Jadi ya jelas tidak ada 7400mg/liter sianida di gelas es kopi yang cuma muat katanya 320ml! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun