Maka inilah yang saya lakukan untuk sebuah hobi! Akhirnya membatalkan semua agenda kerja di hari itu, sehingga akhirnya saya bisa ceria seperti yang lain. Senangnya melakukan hal di luar rutin, ngobrol dengan para devotees, bahkan sempat-sempatnya ada yang mau jadi calon klien saya, haha. Keseluruhan acara hari itu berakhir saat maghrib, Virzha berpamitan pada penggemarnya untuk melakukan sholat. Saya masih berbincang santai dengan admin misterius Alfa Records, Syaiful Amri. Sebetulnya sudah tidak yakin, apakah saya masih bisa melakukan wawancara dengan Virzha?
Janji boleh janji, dari permintaan saya beberapa jam sebelum launching, ternyata tidak memungkinkan, bung Ai Lauda bilang jam 4 sore dengan insya Allah, saya masih menawar, hingga ternyata seluruh acara mundur, saya sangat-sangat memahami seluruh kerepotan yang mereka jalani akhir-akhir ini. Suami saya menelpon bolak-balik, saya bilang orang rilis album juga cuma satu tahun sekali, saya akan pulang sebelum anak saya tidur. Lagipula sudah lama saya tidak punya hobi. Dan ketika akhirnya mahkluk gondrong itu tiba-tiba muncul di hadapan saya kira-kira jam 18.30, saya sebetulnya tidak tega, beliau belum makan, bolak balik bilang : “Gapapa, gapapa...” Sungguh dia orang baik.
Saya tidak bisa membedakan, apakah Virzha lelah atau tidak. Mungkin karena semangatnya hari itu, ia masih terlihat bugar. Yang jelas dia lapar, walau tidak ngaku. Segera saja saya mulai perbincangan sebelum beliau masuk angin...
[caption id="attachment_371269" align="aligncenter" width="420" caption="atitere"]
T : Tadi di press conference sudah dijelasin kenapa akhirnya cuma 6 lagu kamu yang masuk. Tapi untuk lagu-lagu lain gimana prosesnya sampe bisa masuk album?
J : Banyak faktor sebenarnya. Tapi salah satu faktor yang jelas pastilah karena aku suka lagunya. Lagu-lagu ini belum pernah dipolpulerkan sebelumnya, jadi milih lagulah… aku dikasih lagu-lagu yang musti dipilih, ada beberapa lagu dari banyak banget lagu yang dikasih, aku pilih untuk aku masukin ke dalam album.
T : Yang mengarahkan musiknya siapa?
J : Sebenernya dari aku, ide semua yang di dalam itu sebenernya dari Virzha sendiri yang kemudian diteruskan sama tim aku. Misalnya aku pengen lagunya kaya gini, mau nanti bakal jadinya yang sperti ini, selanjutnya bakal diteruskan sama music director, dari direktur marketing ku juga.
T : Biasanya dalam album itu ada lagu-lagu yang berasa di-aransemen lebih, kalo kamu kayaknya semua lagu dikuliknya sama besar porsinya. Bagus sih kamu ga pilih kasih, tapi sebenernya lagu mana setelah Aku Lelakimu yang jadi jagoan?
J : Kalo jagoannya kita masih mikir. Kalo dari aku, ya pengennya lagu aku sendiri pastinya. Tapi yang jelas aku di sini gak kerja sendiri, aku udah masuk ke dalam namanya industri musik Indonesia, jadi butuh pemikiran yang sangat matang, pertimbangan yang matang juga. Walaupun misalnya aku dari segi musisinya pengennya lagunya yang ini, tapi dari segi produksi harus dipikirin juga, maka lagu yang dipilih itu nanti ga boleh sembarangan, karena album Satu ini gak sembarangan, semua lagu-lagu yang ada di dalamnya gak sembarangan, jadi kita gak mau memilih sembarangan juga, semua bener-bener dipikirin gak hanya cuma segi industri aja tapi kita harus mikir juga enak lagunya apa engga...
T : Dulu kamu bilang lagu-lagu ciptaan kamu ditujukan untuk Tuhan. Tapi apa pada akhirnya beberapa misal liriknya kamu pelintir supaya lebih sesuai pasar?