Namanya ibu, mau tidak mau harus mengajari anak dengan sabar. Perlahan-lahan akhirnya memotong kangkung pun selesai. Meracik bawang merah dan putih juga sudah bisa.
Menakar air dan minyak untuk sayur kangkung tumis pun saya ajari. Saya suruh mencicipi, seberapa garam, dan gulanya. Sambil tersenyum, "Enaknya. Ini masakan saya ya?" katanya.
Saya bersyukut, karena libur anak perempuan saya akhirnya bisa memasak juga. Melupakan soal virus corona. Bagaimana pun mengajari anak perempuan butuh ketelatenan.
Yang jelas, sebagai ibu harus bisa memasak. Jangan sampai membiasakan anak dan anggota keluarga dengan masakan siap saji yang tinggal beli.
Dari belajar memasak tadi saya merasa, bersama anak perempuan dalam waktu lama menjadikan kedekatan dan keakraban yang tak terkira. Sambil memotong bawang bisa sambil memberikan nasihat.
Anak saja juga, sambil mengerjakan yang diminta sambil curhat. Ternyata memasak bersama pun bisa dijadikan ajang pendekatan dan pembelajaran pada anak perempuan yang tak diajarkan di sekolah.
Esok atau lusa akan saya ajari lagi anak perempuan saya membuat kue. Semoga dia bisa.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H