Pelajaran memasak tak didapat di sekolah
Libur 14 hari dan berada di rumah harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Ketika anak saya diliburkan oleh sekolahnya maka kesempatan untuk mengajarinya memasak.
Sebelumnya sejak pagi hingga sore kegiatannya adalah belajar dan belajar. Jarang sekali menyaksikan ibunya memasak. Padahal sudah SMP belum bisa nencuci beras, memasak nasi. Apalagi memasak berbagai jenis masakan.
Oleh karena itu, kesempatan ini tak saya sia-siakan. Dimula dengan mengajarinya menakar beras dari tempatnya. Berapa takar sekali memasak. Memilah gabah di antara beras.
Kemudian mengajari caranya mencuci hingga tak membuang kotoran yang melekat pada beras. Memberitahukan, bagaimana agar beras yang dicuci tak membuang gizi yang ada pada beras.
Menambahkan air dan bagaimana mengaduk beras ketika mendidih dan mengira kalau beras sudah mateng menjadi nasi.
Saya melihat wajah ceria dari raut mukanya. Sambil senyum-senyum, "Coba dari dahulu bisa memasak. Pasti betah berada di dapur," katanya.
Mulanya memang canggung. Mengaduk beras saja bisa muncrat-muncat. Namun lama kelamaan terbiasa.
Setelah selesai menanak nasi, anak saya minta untuk mencuci sayur-sayuran. Saya ajari bagaimana memotong kangkung yang benar. Memotong bawang merah tipis manual dengan pisau.
Sungguh, memegang pisau untuk pertama kali memang menakutkan. Sangat canggung. Jangankan memotong dengan benar, memegang pisau saja belum pada posisi pas.