Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keangkuhan Rasa

24 Desember 2018   22:29 Diperbarui: 25 Desember 2018   05:44 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Musim semi memanglah tak ada

Yang ada hanyalah panas dan hujan

Hujan tak sedingin yang dirasa

Deru hujan kini berganti gersang

Ketika surya telah menyengat jagat

Harusnya bergandeng pada rasa hangat

Namun ego telah membakar logika

Tak lagi satupun asa tersisa

Desir angin menghembuskan kecewa

Meluluh latakkan segenap rasa

Menggugurkan asa dalam lini masa

Ingin merengkuh namun tiada bisa

Ego larut dalam kecewa tak tertahan

Menghanyutkan seorang insan merasa berantakkan

Tiada ada lagi bunga bermekaran

Menyisakan segumpal sesak dalam keangkuhan

Aku dan jiwaku terpenjara sunyi

Mencoba menyusun abjad dalam bayangan

Di tiap relung coba diisi

Namun tersedak dalam keangkuhan

Denting waktu terus bergulir

Detik demi detik kian terukir

Kenangan indah menjelma derita

Merubah jingga menjadi gulita

Haruskan kusisakan sebuah prasasti

Bertuliskan huruf tiada dimengerti

Mencoba menoreh rasa yang hilang

Tersungkur sendu dalam sebuah sujud panjang

Ya Robb... Aku ingin pulang

Aku ingin peluk kasih sayang-Mu

Aku ingin cahaya terang

Dalam bingkai rahmat dan maghfirah-Mu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun