Mohon tunggu...
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto Mohon Tunggu... Human Resources - Timor Tengah Selatan

Alumnus STKIP SoE angkatan 2014 jurusan Pendidikan Fisika dan saat ini sedang menempuh studi pascasarjana di Universitas Pendidikan Indonesia sejak tahun 2020. Menyukai banyak hal; sains, musik, sepak bola, seni, dan lain-lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia dalam Konsep Long Life Education

31 Mei 2020   02:51 Diperbarui: 14 Juni 2021   17:25 11841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
steemit.comIlustrasi long life education (zhuanglan.zhihu.com)

Di dalam pemahaman pendidikan seumur hidup, kita dapat melihat ketidaksempurnaan manusia. Sepanjang hayat manusia terus-menerus belajar sebagai akibat dari ketidaksempurnaan tersebut. Pembelajaran yang bersifat kontinu ini menunjukkan bahwa sampai kapan pun---bahkan hingga akhir hayat---manusia tidak akan sempurna.

Sisi lain yang dapat kita pelajari adalah bahwa manusia bukanlah the most perfect one. Manusia tidak lahir dengan segala kesempurnaan itu. Hal ini menunjukkan ketidakberdayaan seorang manusia sebagai ciptaan Yang Maha Kuasa.

Karena itu manusia perlu belajar. Jika kita manyadari hal ini maka kita pun akan terus berusah belajar sepanjang hayat. Belajar bukan untuk mengejar kesempurnaan tetapi mengubah diri menjadi lebih baik.

Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa konsep belajar yang dimaksud merupakan frasa positif. Belajar sepanjang hayat artinya belajar akan hal-hal positif dan mengubah diri menjadi lebih baik, bukan sebaliknya.

Baca juga : Antara Long Life Education dan Kurikulum 2013

Memang benar bahwa tidak ada seorang pun manusia yang sempurna dan tidak dapat mencapai kesmpurnaan itu. Tetapi bukan berarti manusia tidak berarti apa-apa dan tidak pula melakukan sesuatu.

Di dalam ketidaksempurnaan seorang manusia, ada banyak hal yang dimiliki dan merupakan anugerah dari Sang Pencipta. Manusia diberikan bakat, talenta, dan banyak hal lain yang dapat digunakan di dalam hidupnya.

Sebagai individu yang tidak sempurna, manusia  juga tidak dapat hidup sendiri. Karena itu manusia butuh bantuan maupun bersosialisasi dengan orang lain. Bahkan lebih dari pada itu, manusia butuh suatu entitas yang lebih tinggi dari padanya yaitu Tuhan.

"Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is not to stop questioning"_Albert Einstein (1879-1955)

(Belajarlah dari kemarin, hidup untuk hari ini, berharap untuk besok. Yang penting jangan sampai berhenti untuk bertanya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun