Covid-19 tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Bahkan sebaliknya kasus baru terus mengalami peningkatan drastis di berbagai belahan dunia.
Di beberapa tempat seperti Amerika Selatan, Amerika Serikat, hingga Indonesia sendiri terus mengalami lonjakan yang luar biasa pesat. Di tempat lain yang dianggap terisolasi seperti pedalaman hutan Amazon sekalipun tidak luput dari virus ini.
Badan Kesehatan Dunia, WHO (World Health Organization) sendiri telah menyatakan bahwa virus Corona mungkin tidak akan pernah hilang. Bahkan kalau dipelajari ternyata virus ini telah bermutasi menjadi beberapa tipe; tipe A, B, dan C, bahkan mungkin ada juga tipe lainnya.
Di sisi lain obat maupun vaksin khusus Covid-19 belum ditemukan. Lalu apa yang sebenarnya akan terjadi? Skenario seperti apa yang bakal kita hadapi ke depannya?
Melihat perkembangan kasus Corona dan fakta-fakta yang terjadi saat ini maka satu hal yang dapat disimpulkan adalah bahwa "mungkin" kita---semua orang---harus terinfeksi Covid-19.
Ini terlihat mengerikan dan dianggap tidak manusiawi. Hal ini bukan untuk menakut-nakuti siapapun. Namun itulah kemungkinan skenario yang akan kita hadapi. Kita "sepertinya akan" menghadapi sistem seleksi alam; yang dapat bertahan akan sembuh dan yang meninggal dianggap gugur.
Statement ini bukan tanpa dasar. Kasus pasien terinfeksi terus meningkat, obat maupun vaksin belum ditemukan, Â sedangkan jumlah pasien tidak sebanding dengan ketersediaan tenaga kesehatan maupun fasilitas yang ada.
Masalah lain yang timbul adalah tidak sedikit masyarakat yang membangkang dengan aturan yang diterapkan. Protokol kesehatan diabaikan. Anjuran pemerintah justru tidak sejalan dengan yang diharapkan.
Pertanyaan selanjutnya, jika situasinya seperti ini, apa yang dapat kita lakukan?
Berdamai dengan Corona menjadi satu-satunya cara yang dapat kita tempuh. Kita harus beradaptasi dan hidup berdampingan dengan virus ini---hingga obat atau vaksin ditemukan.
Entah disadari atau tidak, perlahan-lahan kita sudah bertindak menuju ke sana---beradaptasi dengan Corona. Paramedis mulai lelah dan kewalahan, ekonomi anjlok, masyarakat tidak dapat bertahan lebih lama, sehingga pada akhirnya aturan lock down dan PSBB pun dilonggarkan.
Lalu bagaimana dengan korban jiwa akibat penerapana strategi ini? Ini sedikit sensitif untuk dibahas.
Seperti sudah dikatakan sebelumnya, tidak ada cara lain lagi dalam situasi seperti ini selain menjalankan sistem The New Normal; dengan catatan mematuhi aturan dan protokol yang berlaku. Tetapi kalau pun terinfeksi dan menjadi korban maka anggap saja takdir berkata seperti itu.
Kendati demikian, sebenarnya masih ada harapan. Faktanya bahwa ada banyak pasien Covid-19 yang ternyata sembuh. Ini berkaitan dengan sistem imun tubuh setiap individu.
Kita juga perlu menjaga kesehatan dengan menaati setiap hal yang dianjurkan;Â physical distancing, menggunakan masker, menjaga kebersihan, dan sebagainya---bahkan jika sudah terinfeksi Covid-19 sekalipun.
Selain itu fakta bahwa ternyata pasien Corona yang dinyatakan meninggal pun bukan murni akibat Corona, tatapi ada penyakit bawaan lain maupun faktor usia yang turut menjadi penyebabnya. Sederhananya virus Corona hanya sebagai "akselerator" yang mempercepat memburuknya kondisi tubuh sesorang.
Kembali pada kemungkinan bahwa semua orang bakal terinfeksi Corona. Hal ini akan terlihat seperti genosida massal, bahkan mungkin pemerintah dan pihak medis yang akan disalahkan. Tetapi inilah situasi yang kita hadapi---tidak perlu saling menyalahkan, cukup masing-masing kita sadar diri dengan situasi yang terjadi.
Perlu pemikiran yang objektif dan rasional dalam menghadapi semua ini. Kita sendiri diperhadapkan pada pilihan; lock down atau new normal, mati kelaparan atau bekerja mencari makan, bertahan dalam ketidakpastian atau hidup normal dengan menerapkan protokol kesehatan.
Karena itu, sepertinya kita harus mulai mempersiapkan diri menghadapi situasi ke depan. Ini bakal terjadi secara alami [beradaptasi dengan Corona] tanpa paksaan siapa pun; baik pemerintah maupun pihak lain.
Sekali lagi, ini hanya sebatas prediksi berdasarkan fakta. Tidak banyak yang dapat kita lakukan selain menaati peraturan dan protokol yang berlaku saat ini. Selebihnya kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H