Lalu bagaimana dengan korban jiwa akibat penerapana strategi ini? Ini sedikit sensitif untuk dibahas.
Seperti sudah dikatakan sebelumnya, tidak ada cara lain lagi dalam situasi seperti ini selain menjalankan sistem The New Normal; dengan catatan mematuhi aturan dan protokol yang berlaku. Tetapi kalau pun terinfeksi dan menjadi korban maka anggap saja takdir berkata seperti itu.
Kendati demikian, sebenarnya masih ada harapan. Faktanya bahwa ada banyak pasien Covid-19 yang ternyata sembuh. Ini berkaitan dengan sistem imun tubuh setiap individu.
Kita juga perlu menjaga kesehatan dengan menaati setiap hal yang dianjurkan;Â physical distancing, menggunakan masker, menjaga kebersihan, dan sebagainya---bahkan jika sudah terinfeksi Covid-19 sekalipun.
Selain itu fakta bahwa ternyata pasien Corona yang dinyatakan meninggal pun bukan murni akibat Corona, tatapi ada penyakit bawaan lain maupun faktor usia yang turut menjadi penyebabnya. Sederhananya virus Corona hanya sebagai "akselerator" yang mempercepat memburuknya kondisi tubuh sesorang.
Kembali pada kemungkinan bahwa semua orang bakal terinfeksi Corona. Hal ini akan terlihat seperti genosida massal, bahkan mungkin pemerintah dan pihak medis yang akan disalahkan. Tetapi inilah situasi yang kita hadapi---tidak perlu saling menyalahkan, cukup masing-masing kita sadar diri dengan situasi yang terjadi.
Perlu pemikiran yang objektif dan rasional dalam menghadapi semua ini. Kita sendiri diperhadapkan pada pilihan; lock down atau new normal, mati kelaparan atau bekerja mencari makan, bertahan dalam ketidakpastian atau hidup normal dengan menerapkan protokol kesehatan.
Karena itu, sepertinya kita harus mulai mempersiapkan diri menghadapi situasi ke depan. Ini bakal terjadi secara alami [beradaptasi dengan Corona] tanpa paksaan siapa pun; baik pemerintah maupun pihak lain.
Sekali lagi, ini hanya sebatas prediksi berdasarkan fakta. Tidak banyak yang dapat kita lakukan selain menaati peraturan dan protokol yang berlaku saat ini. Selebihnya kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H