Mohon tunggu...
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto
Ekri Pranata Ferdinand Baifeto Mohon Tunggu... Human Resources - Timor Tengah Selatan

Seorang pengagum berat Cristiano Ronaldo dan pemakan segala kacuali durian. Menyelesaikan studi S1 Pendidikan Fisika di Institut Pendidikan SoE, S2 Pendidikan Fisika di Universitas Pendidikan Indonesia, dan saat ini sedang menempuh studi doktoral (S3) di Universitas Pendidikan Indonesia serta Magister Ministry Marketplace (S2) di Sekolah Tinggi Theologi Bandung. Menyukai banyak hal; sains, musik, sepak bola, seni, dan lain-lain.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mungkinkah Semua Orang Bakal Terinfeksi Covid-19?

23 Mei 2020   23:20 Diperbarui: 23 Mei 2020   23:18 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Covid-19 tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Bahkan sebaliknya kasus baru terus mengalami peningkatan drastis di berbagai belahan dunia.

Di beberapa tempat seperti Amerika Selatan, Amerika Serikat, hingga Indonesia sendiri terus mengalami lonjakan yang luar biasa pesat. Di tempat lain yang dianggap terisolasi seperti pedalaman hutan Amazon sekalipun tidak luput dari virus ini.

Badan Kesehatan Dunia, WHO (World Health Organization) sendiri telah menyatakan bahwa virus Corona mungkin tidak akan pernah hilang. Bahkan kalau dipelajari ternyata virus ini telah bermutasi menjadi beberapa tipe; tipe A, B, dan C, bahkan mungkin ada juga tipe lainnya.

Di sisi lain obat maupun vaksin khusus Covid-19 belum ditemukan. Lalu apa yang sebenarnya akan terjadi? Skenario seperti apa yang bakal kita hadapi ke depannya?

Melihat perkembangan kasus Corona dan fakta-fakta yang terjadi saat ini maka satu hal yang dapat disimpulkan adalah bahwa "mungkin" kita---semua orang---harus terinfeksi Covid-19.

Ini terlihat mengerikan dan dianggap tidak manusiawi. Hal ini bukan untuk menakut-nakuti siapapun. Namun itulah kemungkinan skenario yang akan kita hadapi. Kita "sepertinya akan" menghadapi sistem seleksi alam; yang dapat bertahan akan sembuh dan yang meninggal dianggap gugur.

Statement ini bukan tanpa dasar. Kasus pasien terinfeksi terus meningkat, obat maupun vaksin belum ditemukan,  sedangkan jumlah pasien tidak sebanding dengan ketersediaan tenaga kesehatan maupun fasilitas yang ada.

Masalah lain yang timbul adalah tidak sedikit masyarakat yang membangkang dengan aturan yang diterapkan. Protokol kesehatan diabaikan. Anjuran pemerintah justru tidak sejalan dengan yang diharapkan.

Pertanyaan selanjutnya, jika situasinya seperti ini, apa yang dapat kita lakukan?

Berdamai dengan Corona menjadi satu-satunya cara yang dapat kita tempuh. Kita harus beradaptasi dan hidup berdampingan dengan virus ini---hingga obat atau vaksin ditemukan.

Entah disadari atau tidak, perlahan-lahan kita sudah bertindak menuju ke sana---beradaptasi dengan Corona. Paramedis mulai lelah dan kewalahan, ekonomi anjlok, masyarakat tidak dapat bertahan lebih lama, sehingga pada akhirnya aturan lock down dan PSBB pun dilonggarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun